Resmi! Ibu Kota Kazakhstan Berubah dari Astana Menjadi Nursultan, Disambut Unjuk Rasa Warga
Resmi! Ibu Kota Kazakhstan Berubah dari Astana Menjadi Nursultan, Disambut Unjuk Rasa Warga
BANJARMASINPOST.CO.ID, NURSULTAN - Resmi! Ibu Kota Kazakhstan Berubah dari Astana Menjadi Nursultan, Ada Warga Gelar Unjuk Rasa.
Dunia mengenal Kazakhstan memiliki ibu kota bernama Astana. Tapi, sejak Rabu nama Astana berganti menjadi Nursultan.
Namun, tidak semuar warga negara Kazakhstan setuju perubahan nama ibu kota itu oleh pemerintah, terbukti dengan adanya aksi unjuk rasa warga yang menolak.
Parlemen Kazakhstan resmi mengganti nama ibu kota Astana menjadi Nursultanuntuk menghormati mantan presiden Nursultan Nazarbayev yang mengundurkan diri.
Baca: Pernikahan Unik di Jogja, Ijab Kabul di Atas Pohon, Maharnya Sila Pancasila dan Buah Durian
Baca: Temuan Hotman Paris Tentang Jet Pribadi Syahrini, Kemana Tujuan Tagihan Istri Reino Barack
Baca: Sosok yang Biayai Syahrini Naik Jet Pribadi Terungkap, Hotman Paris Beri Bukti Istri Eks Luna Maya
Baca: Reaksi Dewi Sandra Dengar Ceramah Ustadz Abdul Somad, Ngaku Tak Peduli Pendapat Orang
Baca: Ranty Maria Temukan Pengganti Ammar Zoni Tunangan Irish Bella, Terciduk Bareng Mischa Chandrawinata
Pada Rabu (20/3/2019), Parlemen Kazakhstan lewat pemungutan suara menyetujui perubahan nama ibu kota untuk menghormati Nursultan Nazarbayev yang mundur dari jabatan presiden.
"Astana kini resmi bernama Nursultan," demikian dikabarkan kantor berita Kazakhstan, Kazinform.
Sebelumnya, presiden interim Kassym-Jomart Tokayev mengusulkan perubahan nama ibu kota setelah dia dilantik menggantikan Nazarbayev yang mundur pada Selasa (19/3/2019).
Tokayev mengusulkan nama ibu kota Astana diganti menjadi Nursultan yang dalam bahasa Kazakh artinya "Sultan Cahaya".
Astana sebenarnya adalah kota baru yang dibangun untuk menggantikan ibu kota lama Almaty pada 1997.
Sejak itulah, Astana berubah dari sebuah kota provinsi kecil menjadi kota besar penuh bangunan futuristik.
Astana, yang dalam bahasa Kazakh berarti ibu kota, sebenarnya sudah lama diperkirakan akan berganti nama.
Dengan berganti nama menjadi Nursultan, kota berpenduduk 800.000 orang ini sudah beberapa kali berganti nama.
Sebelum dikenal dengan nama Astana, kota tersebut pernah dinamai Akmola, Tselinograd, dan Akmolinsk.
Kepolisian Kazakhstan pada Kamis (21/3/2019) menangkap beberapa orang yang menggelar unjuk rasa memprotes keputusan pemerintah mengganti nama ibu kota menjadi Nursultan.
Namun, pergantian nama itu memicu aksi ujuk rasa puluhan orang di depan kantor wali kota.
Seorang demonstran mengatakan, beberapa orang ditangkap polisi tetapi kemudian dibebaskan. "Ada puluhan dari kami," kata Askhat Ahkmedyarov, seorang seniman.
"Mereka memasukan kami ke mobil polisi dan membawa kami ke markas polisi di mana mereka memeriksa telepon kami," tambah dia.
"Polisi ingin mengetahui apakah kami memiliki kaitan dengan oposisi. Sekarang saya sudah dibebaskan," tambah Akhmedyarov.
Kementerian dalam negeri Kazakhstan tidak memberikan komentar apa pun soal penangkapan ini.
Perkumpulan massa di Kazakhstan merupakan kegiatan ilegal kecuali mendapatkan izin dari pemerintah lokal.
Namun, izin semacam itu nyaris tidak pernah diberikan kepada warga yang hendak melakukan unjuk rasa politik.
Akhmedyarov mengatakan, perubahan nama ibu kota itu sebenarnya menunjukkan rasa takut yang menghinggapi Nazarbayev.
"Dia adalah orang yang mencuri dari negara dan membuat jutaan orang jatuh miskin," kata dia.
"Kini dia memberi nama ibu kota menggunakan namanya dan menaruh presiden boneka di tampuk kekuasaan. Nanti dia mungkin akan menaruh putrinya menjadi presiden," ujar
Akhmedyarov.
"Sebagai warga negara saya memiliki hak agar suara saya terkait masalah ini didengar," tambah dia.
Tak hanya lewat unjuk rasa, sebagian warga Kazakhstan menyampaikan perlawanan terhadap perubahan nama ibu kota ini lewat dunia maya.
Sebuah petisi online yang menentang perubahan nama ibu kota sudah mengumpulkan 36.000 tanda tangan hingga Rabu (20/3/2019), meski situs petisi online diblokir di Kazakhstan.
Sementara itu, Senat Kazakhstan menunjuk putri sulung Nazarbayev, Dariga Nazarbayeva sebagai ketua.
Posisi ini membuat Dariga berpeluang besar melanjutkan kekuasaan ayahnya sebagai presiden di negeri Asia Tengah itu.
Sedangkan Tokayev (65) akan menjalankan tugas Nazarbayev hingga pemilihan umum tahun depan.
Meski secara de facto Tokayev kini adalah presiden Kazakhstan, tetapi Nazarbayev tetap memiliki kekuatan signifikan setelah 30 tahun berkuasa. (*)
Artikel ini kompilasi dari berita telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ibu Kota Kazakhstan Resmi Berganti Nama Jadi Nursultan" dan berita dengan judul "Tentang Perubahan Nama Ibu Kota Kazakhstan, Demonstran Ditangkap"