Bekantan Ini Masuk Permukiman Kesetrum Listrik Dua Kali, Akhirnya Tak Dapat Diselamatkan

Bekantan Ini Masuk Permukiman Kesetrum Listrik Dua Kali, Akhirnya Tak Dapat Diselamatkan

Penulis: Nia Kurniawan | Editor: Royan Naimi
Facebook
Bekantan yang kesetrum dua kali ini akhirnya meninggal dunia. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Seekor bekantan tersengat listrik di sekitar Jalan Jenderal Ahmad Yani, Km 4,5, Banjarmasin Timur, Banjarmasin, Jumat (22/3) petang.

Setelah tersetrum dari kabel di tiang listrik, bekantan itu terhempas ke tanah akhirnya lemah tak lagi bisa bangun. Kejadian ini bahkan membuat geger warga

"Ya benar, kondisi terakhir bekantan mati karena kesetrum lagi yang kedua kalinya. Sudah dikuburkan. Saya belum dapat data yang lengkap masih nunggu tim dari lapangan. Dikubur di Banjarmasin," ucap Kepala Seksi Korservasi Wilayah (SKW) 2 Banjarbaru Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan, M Ridwan Effendi.

Informasi terhimpun, bekantan itu nyasar jauh ke pemukiman warga. Diperkirakan karena terpisah dari rombongan bekantan ini nyasar ke perkotaan. 

Baca: Gading Marten dan Wijaya Saputra Bertemu pada Saatnya Nanti, Gisella Anastasia Janji Lakukan Ini

Baca: Cowok Ganteng Dibawa Syahrini Naik Jet Pribadi Ditanya Hotman Paris, Ini Fakta si Teman Luna Maya

Baca: Ustadz Abdul Somad Ingatkan 4 Syarat Perempuan Boleh Bekerja di Luar, Bukan Hanya Izin Suami

Setelah itu sempat terdengar suara ledakan dari trafo listrik.

Hewan bernama latin Nasalis larvatus yang jadi korban kesetrum itu sempat lemah begitu terhempas ke permukaan, jadi tontonan warga maupun pengendara yang kebetulan melintas.

Sejumlah warga beserta tim emergency juga berdatangan ke lokasi kejadian untuk memberikan pertolongan. Inilah momen ketika bekantan itu tersengat listrik yang kedua kalinya.

Berupaya kabur dengan kembali panjat pohon malah kembali tersengat listrik.

Kabatnya bekantan sempat diamankan ke base camp Save bekantan yang terletak di Jalan Sultan Adam, Banjarmasin Utara.

Adapun keterangan warga, bekantan malang tersebut dalam kondisi hamil.

Sepanjang 2018, BKSDA mendapati 13 kasus, konflik antara masyarakat dengan hewan bernama latin Nasalis larvatus.

Di Kalsel konflik antar maskot Kota Banjarmasin itu dengan manusia tersebar di tujuh Kabupaten/kota, antara lain Kabupaten Barito Kuala sebanyak 3 kasus, Hulu Sungai Tengah 1 kasus, Tanah Laut 3 kasus, Hulu Sungai Utara 3 kasus.

Kemudian, Banjarmasin 1 kasus, Tanah Bumbu 1 kasus, yang terakhir di Balangan 1 kasus. Bila dibandingkan dengan 2017, yang mana hanya 9 kasus terjadi, konflik manusia dengan bekantan meningkat.

Dari 13 kasus selama 2018, terdapat seekor Bekantan tewas. Bekantan malang itu mati setelah dievakuasi di Kecamatan Babirik, Kabupaten HSU guna dimakamkan.

Kepala BKSDA Kalsel Mahrus Aryadi mengatakan, jajarannya telah menyediakan call center di setiap Polres dan Polsek di seluruh Kalsel.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved