Ilmu Pengetahuan
Bayi ini Miliki DNA Dari Dua Ibu dan Satu Ayah, Hasil Eksperimen Bayi Tabung
Seorang bayi laki-laki dengan berat badan 2,9 kg, dilahirkan di Yunani pada Selasa (9/4/12), dengan tiga donor DNA.
BANJARMASINPOST.CO.ID – Para ilmulawan terus berekperiman mengembangkan teknologi bayi tabung. Hasil ekperimen terbaru, memungkinkan seorang bayi mewarisi DNA dari tiga orang yang berbeda.
Prosedur in vitro fertilization (IVF) alias bayi tabung eksperimental terbaru membuktikan itu. Seorang bayi laki-laki dengan berat badan 2,9 kg, dilahirkan di Yunani pada Selasa (9/4/12), dengan tiga donor DNA.
Prosedur IVF ini dikenal dengan istilah donasi mitokondria, yang melibatkan sel telur dari ibu, sperma dari ayah, serta mitokondria dari donor wanita lain.
Baca: VIDEO Live Streaming Final Singapura Open 2019: Ginting & Ahsan/Hendra vs Jepang Tidak Live TVRI
Baca: Kader Demokrat Teriak Keluar dari Koalisi di Luar Arena Debat Kelima Pilpres 2019 Jokowi vs Prabowo
Baca: Sebelum Ditemukan Tewas di Kebuh Teh, Aprizal Sempat Tampar dan Ancam Bunuh Istri Almi
Baca: Hari Kartini 2019, Daftar 4 Kartini Milenial Indonesia di Dunia Entertaint, Cantik & Pintar
Baca: Gagal Scudetto! Hasil Akhir SPAL vs Juventus di Liga Italia, Skor Akhir 1-2, Tetap Pimpin Klasemen
Sebagian besar DNA seseorang, sekitar 99,8 persen, terletak pada 23 pasang kromosom yang terlindungi dalam nukleus tiap sel tubuh. DNA ini berasal dari sel telur dan sperma yang didapat dari kedua orang tua.
Namun di samping itu, terdapat pula secuil DNA yang tersimpan dalam mitokondria, organel yang berperan sebagai baterai sel.
Dalam teknik donasi mitokondria ini, mitokondria ibu dalam sel telur digantikan oleh mitokondria donor, sehingga anaknya mendapatkan sumbangan DNA dari selain kedua orang tuanya.
Donasi mitokondria pertama kali dilegalkan di Inggris pada tahun 2015, namun sejauh ini belum ada negara yang mengeluarkan izin penggunaan teknik ini. Tercatat, hanya ada satu kasus aplikasi donasi mitokondria, namun tidak berhasil.
Kelahiran bayi di Yunani ini adalah kali pertama keberhasilan donasi mitokondria.
Prosedur ini semula direncanakan untuk mencegah pewarisan kelainan mitokondria dari ibu ke anaknya. Kelainan ini dapat mengakibatkan gangguan metabolisme pada anak.
Namun, dokter di balik prosedur eksperimental ini mengklaim bahwa donasi mitokondria dapat mengatasi masalah terkait fertilitas.
Klaim tersebut tentunya memicu perdebatan dan kontroversi di kalangan peneliti.
“Resiko penggunaan teknik ini belum diketahui secara pasti, meski mungkin diperbolehkan untuk penanganan kelainan mitokondria, namun tidak dalam situasi ini”, papar Tim Child, profesor dari University of Oxford sekaligus direktur medis dari Fertility Partnership, dilansir dari The Guardian, Kamis (11/4/2019).
Baca: Fave Hotel Banjarmasin Gelar Eating contest, Pemenangnya Dapatkan Hadiah Ini
Baca: Hasil Tottenham Hotspur vs Huddersfield di Liga Inggris, Skor Akhir 4-0, Klasemen Chelsea Tergeser
“Tanpa adanya studi yang didesain secara ketat dengan menggunakan kontrol, tidak dapat dipastikan bahwa teknik ini memiliki dampak positif bagi pasien”, tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bayi Yunani Lahir dari Persatuan Dua Ibu dan Satu Ayah, Kok Bisa?
