Berita Banjarmasin
Berkah Larangan Penggunaan Tas Keresek, Perajin di Palam Harus 1000 Bakul Dalam Setengah Bulan
Produk kerajinan tradisional ini sebelumnya dinilai ketinggalan zaman sebab ada produk modern yang menggantikan fungsinya.
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Produk kerajinan tradisional ini sebelumnya dinilai ketinggalan zaman sebab ada produk modern yang menggantikan fungsinya. Apalagi produk modern itu memiliki kelebihan seperti lebih ringkas. Itulah bakul purun yang sudah lama tak tersentuh banyak warga di Kalsel khususnya di perkotaan.
Kini, seiring peraturan beberapa pemerintah kota/kabupaten yang membatasi penggunaan tas keresek, maka bakul purun pun mulai kembali dilirik selain tas kain dan tas kertas.
Ini dirasakan beberapa perajin purun di Kampung Purun Desa Tanggul Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru.
"Setidaknya dalam dua tahun terakhir banyak permintaan bakul purun. Mungkin digunakan untuk pengganti tas keresek atau bisa juga jadi suvenir. Soalnya yang biasa beli di tempat kami, ada yang untuk pribadi, ada yang dijual lagi, bahkan sampai dikirim keluar negeri seperti Turki," ujar Rahmah, anggota kelompok Perajin Purun Galuh Banjar di Kampung Purun.
Baca: SDN Kelayan Dalam Banjarmasin 1 Cuma Dapat Tiga Murid, Saatnya Evaluasi PPDB Sistem Zonasi
Pernah pula dia dan rekan-rekan mendapat pesanan 1.000 bakul purun dari satu perusahaan besar yang akan dibagikan saat ulang tahun perusahaan. Namun berkah ini harus terima dengan kerja keras. Soalnya, seluruh bakul harus sudah selesai dalam tempo setengah bulan.
“Kami bagi per orang bikin 100 bakul. Alhamdulillah bisa rampung sesuai waktunya," ujar Rahmah.
Menjelang Idulfitri dan Idul Adha, Rahmah menerima lebih banyak pesanan. Dia mendapat pesanan 250 bakul yang harus dipenuhi dalam tiga hari. Untungnya Rahmah punya stok.
Dikatakan Marlina, yang juga perajin di Kelompok Galuh Banjar, harga bakul, tas dompet purun berkisar antara Rp 5.000 sampai Rp 40 rib, dengan model polos. Pembeli umumnya dari Banjarbaru, Martapura, Banjarmasin, bahkan dari Bali dan Jawa.
Sementara untuk produksi tikar, Marlina jarang mengerjakannya. Itu karena permintaannya juga kadang kala. Padahal dahulu, produk utama perajin adalah tikar purun.
"Kerajinan purun ini turun-temurun. Zaman orangtua kami, yang mereka kerjakan adalah tikar. Tidak seperti sekarang pembeli datang mengambil, dulu itu perajin yang menjual ke pasar," kisah Marlina.
Baca: PPDB Zonasi 2019, Sebanyak 95 SD di Kota Banjarmasin Kekurangan Murid, Lihat Daftarnya
Dia masih ingat ketika kecil diajak ibu ke Pasar Martapura untuk menjual tikar purun. Biasanya yang dibawa sebanyak selusin. Oleh karena transportasi masih sulit, jika tak ada angkutan maka mereka harus jalan kaki menuju luar Palam.
"Zaman di sini belum ada listrik. Harga tikar masih Rp 1.000 per lembar. Kalau sekarang paling murah Rp 50 ribu selembar," ungkapnya.
Warisan keterampilan membuat tikar purun sebenarnya sempat tak terlalu dimanfaatkan oleh sejumlah warga. Mereka lebih dominan menjual bahan mentah berupa purun kepada pengepul yang mengangkutnya dengan truk.
Setelah ada motivasi dan pelatihan yang difasilitasi Lurah Palam saat itu, Agus, barulah mereka kembali membuat produk bakul, tas, dompet yang pengerjaannya lebih cepat daripada tikar.
"Saat ini dua kelompok perajin sudah dapat bantuan peralatan kerja mekanis untuk menggiling dan mewarna produk purun. Kami juga beberapa kali mengikuti pelatihan," kata Yuli, yang juga anggota kelompok Galuh Banjar.
Baca: Mukena Syahrini Dituding Hasil Jiplak, Sosok Ini Klaim Idenya Diambil Istri Reino Barack, Harganya?
Ternyata proses persiapan bahan baku purun membutuhkan waktu panjang, sekitar seminggu. Itu mulai mengambil batang purun, menjemur 1-3 hari, menumbuk dan menggiling, mewarna dan menjemur. Baru kemudian purun bisa dianyam sesuai model diinginkan. Standarnya, satu perajin bisa menyelesaikan lima tas dalam sehari.
Dari sekian banyak kendala, cuaca yang paling menentukan. Jika musim hujan maka proses persiapan bahan baku lama sebab penjemuran tak optimal. Ini tentunya berdampak pada pengolahan dan pemenuhan pesanan. (banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)
