Berita Banjarmasin

Jalur Alternatif di Sungai Lulut- Banjarmasin Tak Bisa Dilewati Mobil, Bantu Pengguna Sepeda Motor  

Rencana pembangunan tiga unit jembatan di Sungai Lulut, Banjarmasin masih hangat-hangatnya didengar oleh masyarakat.

Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Elpianur Achmad
banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti
Warga Sungai Lulut, Bahtiar menunjukan dua unit rumah yang terdampak pembebasan lahan untuk jalur alternatif penghubung Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN -  Rencana pembangunan tiga unit jembatan di Sungai Lulut, Banjarmasin masih hangat-hangatnya didengar oleh masyarakat. Bahkan, sejumlah warga di Sungailulut pun sudah mengharapkan hal tersebut.

Tak dipungkiri, pembangunan nantinya yang saat ini memasuki tahap pembebasan lahan, diprediksi akan menyebabkan kemacetan. Bahkan dianggap lebih parah dibanding kondisi padatnya lalu lintas di kawasan tersebut saat ini.

Sebagaimana yang disampaikan oleh warga RT 1 Desa Sungai Lulut, Kabupaten Banjar, Bahtiar. Lelaki yang tinggal tepat di perbatasan Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin itu merasakan kemacetan yang terjadi. Apalagi sebutnya jika proyek pembangunan jembatan sudah dilakukan.

Bahtiar tinggal di perbatasan yang kini pinggir rumahnya menjadi jalan untuk jalur alternatif Sungai Lulut Banjarmasin.

Baca: Ifan Seventeen Resmi Dilaporkan Suami Citra Monica ke Polisi Atas Tuduhan Ini

Baca: Ketakutan Raffi Ahmad Untuk Calon Anak Keduanya Kelak Bersama Nagita Slavina Terungkap

Pasalnya, selain Jalan Sungai Lulut, yang merupakan jalur utama dan kerab macet pada jam tertentu, ada sejumlah persimpangan yang bisa terhubung ke Jalan Pramuka di Banjarmasin. Satu di antaranya melalui Komplek Rahayu, Jalan Pramuka. Namun itupun juga harus mengalami kepadatan arus.

2017 lalu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang Kabupaten Banjar telah membuatkan jalan alternative lain dari Sungai Lulut menuju Banjarmasin, tepatnya ke Jalan Pramuka, atau keluar di Komplek Rahayu, Jalan Pramuka, Banjarmasin.

Apabila melalui Sungai Lulut, jalan alternatif berada di Komplek  Budi Utama Karya II. Di lokasi itu ada jalan sepanjang kurang lebih 343 meter yang masih belum diaspal.  Sementara pembebasan lahan ujar Hilman sudah dilakukan sejak 2015 lalu.

Keberadaan jalan alternatf itu ucap Bahtiar, memang sangat membantu warga, apalagi pengguna sepeda motor. Sebutnya apabila pagi dan sore, banyak kendaraan roda dua yang melintas melalui samping rumahnya. Terlebih itu adalah jalan penghubung.

Baca: Aksi Syafri Buat Terenyuh Hati Gubernur Kalsel Paman Birin, Karena Jalan ke Kampungnya Teraspal

Awalnya pun sebut Bahtiar, jalur itu tidak bisa dilewati, meski adanya jalan yang sudah disediakan Pemkab Banjar. Akan tetapi atas inisiatifnya, ia pun menggunakan tanah pribadi di belakang rumahnya sebagai jalan lintasan.

Bahkan Bahtiar menguruk dan melanjutkan jalan alternative yang dibuat oleh Pemkab Banjar. Ia juga membuat jembatan penghubung, karena di jalur tersebut ada anak sungai yang harus dilewati.

“Sebenarnya jalan yang dibuat oleh Pemkab Banjar itu lurus dan terputus. Tapi karena banyak pengendara, baik masyarakat umum ataupun pelajar yang melintas, kemudian saya menyambung jalan itu dan membuat jembatan untuk mempermudah mereka,” ucap Bahtiar kepada banjarmasinpost.co.id.

Namun ruapnya, jalur alternatif yang dibuat masih belum bisa dilintasi mobil. Apabila sampai di jalan buatan Pemkab Banjar dan milik Bahtiar, mobil masih bisa lewat. Namun tak dapat berlanjut menyeberang ke Jalan Rahayu, karena jalannya yang  kecil.

Bahtiar sudah mendengar akan ada pembuatan jembatan penghubung di perbatasan itu.

Baca: Penampakan Tak Biasa Anang Hermansyah Gara-gara Ashanty, Buat Ayah Aurel Geram

Sebagaimana diketahui, tempat tinggal Bahtiar dan warga setempat memang merupakan area perbatasan Pemkab Banjar dan Kota Banjarmasin. Dibatasi oleh sungai yang mengharuskan adanya sarana penyeberangan.

“Beberapa waktu lalu, Wali Kota Banjarmasin juga sudah ada meninjau kesini,” ucap Bahtiar sembari menunjukan jalan alternative buatan Pemkab Banjar.

Jelasnya pula, dua unit rumah, yakni milik adik dan ibunya terkena pembebasan lahan untuk jalan dan jembatan tersebut. Namun hingga saat ini rumah itu masih berdiri dan ditinggali. Bahkan Bahtiar tidak tahu kapan mulai dirubuhkan dan mendapatkan rumah baru.

Pembebasan bangunan milik keluarga Bahtiar sebutnya bakal diganti rumah dan tanah pula oleh developer. Akan tetapi sampai saat ini, tak ada bangunan baru untuk ditinggali sebagai ganti rumah adik dan almarhumah ibunya.

Baca: Bandingkan Reaksi Maia Estianty dan Mulan Jameela Saat Ahmad Dhani Divonis Satu Tahun Penjara

“Sampai saat ini saya juga belum tahu kapan akan dirubuhkan dan diganti dengan bangunan baru di lokasi lain. Tapi saya berharap secepatnya depelover membuatkan rumah baru,” ucap Bahtiar.

“Karena kalau Pemkab Banjar hendak merubuhkan dan memerlukan lahannya, mau tidak mau keluarga harus pindah,” tambahnya.

Bahtiar mengatakan cukup mendukung akan pembangunan yang dilakukan oleh Pemkab Banjar. Termasuk adanya rencana pembangunan jembatan penghubung di tempat tersebut. Namun harapnya, pemerintah setempat juga bertanggung jawab atas pembebasan lahan yang sebelumnya dilakukan.

Karena belum digantinya dua unit rumah itu pula, meski sudah dilakukan pembebasan lahan, jalur alternatif buatan Pemkab Banjar pun terputus sampai bagian belakang rumah keluarga Bahtiar. Ia juga menyarankan, agar pemerintah membuat jembatan sementara untuk lintasan. Tak apa pula jika rumah adik dan almarhumah ibunya dirubuhkan untuk kepentingan lalu lintas tersebut.

(banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved