Amalan Saat Gerhana Bulan Parsial yang Akan Terjadi Malam Ini, Bukan Hanya Shalat Gerhana Bulan!

Bukan hanya Shalat Gerhana Bulan! Simak amalan saat Gerhana Bulan parsial yang akan terjadi malam ini atau Rabu 17 Juli dinihari nanti.

Penulis: Noor Masrida | Editor: Murhan
ant/kcm
Foto kolase fase gerhana bulan sebagian yaitu awal gerhana (kiri), puncak gerhana (tengah) dan akhir gerhana (kanan) yang terpantau dari Kota Gianyar, Bali, Selasa (8/8/2017). Gerhana bulan yang berlangsung sekitar 1 jam 55 menit tersebut dapat dilihat dari seluruh kepulauan di Indonesia. 

Dari Grid.ID yang mengutip tulisan Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh, Tgk Muhammad Fadhil Rahmi Lc, yang dikirim melalui surat elektronik kepada Serambinews.com, Rabu (31/01/2018) berikut penjelasannya:

Gerhana bulan dalam bahasa Arab disebut “khusuf”. Dalam Islam saat terjadi fenomena gerhana bulan kita dianjurkan untuk mengerjakan salat sunah dua rakaat atau disebut juga salat sunah khusuf.

Foto kolase fase gerhana bulan sebagian yaitu awal gerhana (kiri), puncak gerhana (tengah) dan akhir gerhana (kanan) yang terpantau dari Kota Gianyar, Bali, Selasa (8/8/2017). Gerhana bulan yang berlangsung sekitar 1 jam 55 menit tersebut dapat dilihat dari seluruh kepulauan di Indonesia.
Foto kolase fase gerhana bulan sebagian yaitu awal gerhana (kiri), puncak gerhana (tengah) dan akhir gerhana (kanan) yang terpantau dari Kota Gianyar, Bali, Selasa (8/8/2017). Gerhana bulan yang berlangsung sekitar 1 jam 55 menit tersebut dapat dilihat dari seluruh kepulauan di Indonesia. (ant/kcm)

Ulama bersepakat bahwa salat sunah ini hukumnya sunah muakkad baik bagi laki-laki atau perempuan.

Pada masa Rasulullah pernah terjadi gerhana. Sebagaimana diriwayatkan dari 'Aisyah r.a;

"Bahwasanya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengendari kendaraan di pagi hari lalu terjadilah gerhana. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melewati kamar istrinya (yang dekat dengan masjid), lalu beliau berdiri dan menunaikan shalat". (HR. Bukhari no. 1050).

Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mendatangi tempat shalatnya (yaitu masjidnya) yang biasa dia shalat di situ.

Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda ”Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan), maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat".

Hadits tersebut di atas menunjukkan perintah melakukan shalat saat terjadi gerhana, baik gerhana matahari atau bulan dan waktu pelaksaanaan shalat gerhana adalah saat terjadinya gerhana.

Adapun tata cara pelaksanaan shalat gerhana seperti yang diriwayatkan dari 'Aisyah.

Beliau menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri.

Kemudian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut, namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya.

Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya.

Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya, beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama.

Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved