Berita Regional
Pakar Tsunami Sebut Potensi Gempa 8,8 SR Disertai Tsunami Setinggi 20 Meter di Selatan Jawa, BMKG?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akhirnya memberikan penjelasan terkait potensi gempa berkekuatan 8,8 SR disertai tsunami.
Poster pemain sepak bola yang langsung dipasang di pohon, serta karung bekas yang kembali dikumpulkan untuk alas tidur. Di Dusun Bondalem, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Bambang Lipuro, Kabupaten Bantul, ini hampir semua rumah telah rata tanah akibat gempa Yogyakarta pada 27 Mei 2006. (KOMPAS.com/AMIR SODIKIN)
"Ini bukti, informasi potensi bahaya gempa yang disampaikan para ahli adalah benar, bukan berita bohong," kata Daryono.
Terkait besaran kekuatan/magnitudo gempa yang disampaikan para pakar, lanjut Daryono, itu adalah potensi, bukan prediksi.
Sehingga tidak ada satu pun orang yang tahu kapan terjadinya gempa besar tersebut.
Karena tidak pasti kapan terjadi, masyarakat harus melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural yang nyata.
Di antara caranya adalah membangun bangunan aman gempa dan melakukan penataan tata ruang pantai yang aman dari tsunami.
"Selain itu, membangun kapasitas masyarakat terkait cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami," kata dia.
Baca: Fenomena Ribuan Ikan Terdampar di Pantai Canggu, Dikaitkan Gempa Bali Hari Ini, Videnya Viral
Daryono menyebut hal ini sebagai risiko tinggal dan menumpang hidup di pertemuan batas lempeng.
"Mau tidak mau, suka tidak suka inilah risiko yang harus kita hadapi," ujarnya.
Daryono pun meminta awam tak perlu cemas dan takut setelah mengetahui wilayah Indonesia dekat dengan zona megathrust.
megathrust Indonesia (bmkg.go.id)
Menurutnya, semua informasi potensi gempa dan tsunami harus direspons dengan langkah nyata, yaitu memperkuat mitigasi.
"Dengan mewujudkan semua langkah mitigasi maka kita dapat meminimalkan dampak, sehingga kita tetap dapat hidup dengan selamat, aman, dan nyaman di daerah rawan gempa," tutur Daryono.
Peristiwa gempa bumi dan tsunami, lanjut Daryono, merupakan sebuah keniscayaan di wilayah Indonesia.
"Yang penting dan harus dibangun adalah mitigasinya, kesiapsiagaannya, kapasitas stakeholder dan masyarakatnya," kata dia mengakhiri tulisannya.
Baca: Gempa 6,0 SR Guncang Bali, Warga Sanglah Denpasar Berhamburan, BMKG Mutakhirkan Jadi 5,8 SR