Petani Keramba Menjerit
Menghindari Pencemaran Sungai, Bangkai Ikan yang Mati Langsung Dikubur
Camat Aranio, Taufikurrahman, mengatakan mata pencarian hampir seluruh warganya adalah petambak ikan.
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Camat Aranio, Taufikurrahman, mengatakan mata pencarian hampir seluruh warganya adalah petambak ikan.
Mereka tersebar di sekitar 12 desa.
Kebanyakan di Desa Aranio, Tiwingan Lama, Tiwingan Baru dan Kalaan.
"Pada musim kemarau ini kondisi air di Waduk Riam Kanan mengalami penurunan. Ini berpengaruh terutama terhadap petani ikan yang kurang rajin membersihkan lingkungan keramba," kata dia.
Fenomena matinya ikan juga terjadi pada 2018.
Saat itu penanggung jawab Instalasi Pembesaran Ikan Awang Bangkal, Darsono, mengatakan hampir lima sampai tujuh ton ikan yang mereka besarkan mati kekurangan oksigen.
Baca: Ada Goyangan Mulan Jameela? Ini Video Lengkap Aksi Istri Ahmad Dhani di Panggung Dangdut New Monata
Baca: Ikan Milik Petani Keramba Jaring Apung Banyak yang Mati, Berdampak pada Kenaikan Harga Nila
Baca: Mengapa Tubuh Nunung Tetap Gemuk Meski Konsumsi Narkoba, Sabu Bisa Bikin Kurus Mitos atau Fakta?
Baca: Pernah Dijodohkan Ifan Seventeen, Juliana Moechtar Kecelakaan, Istri Herman Seventeen Bantah Mabuk
Ikan mati dikubur Darsono dan rekan-rekan pekerja supaya tidak menimbulkan pencemaran.
Ini mengacu pada kejadian serupa pada 2012.
Saat itu, banyak nila keramba di Desa Mali-Mali dan Sungai Arfat Kecamatan Karangintan mati.
Oleh petambak, ikan dilarutkan ke sungai.
Akibatnya ikan-ikan busuk mengalir melewati beberapa desa di kecamatan lainnya.
Ikan busuk akhirnya menumpuk di hilir sungai yakni di Desa Pingaran Hilir Kecamatan Asambul dan Desa Tambak Baru Kecamatan Martapura Timur.
Menurutnya, kondisi air yang surut dan kurangnya arus membuat sejumlah ikan tidak bisa bertahan.
Hanya patin dan nila yang saat itu lebih mampu bertahan.
Namun kini justru nila yang alami kematian.
Darsono telah memasang pompa air agar ikan yang tersisa di kerambanya bisa diselamatkan.
