Berita Kesehatan
Perlu Diperhatikan, Kebiasaan Gigit Kuku Ternyata Picu Banyak Masalah Kesehatan
Kebiasaan mengigit kuku atau dalam bahasa medis disebut onychophagia. Hal ini telah mempengaruhi sekitar 20-30 persen populasi dunia.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kebiasaan mengigit kuku atau dalam bahasa medis disebut onychophagia. Hal ini telah mempengaruhi sekitar 20-30 persen populasi dunia.
Biasanya, orang mengigit kuku karena memiliki sifat perfeksionisme, stres kegelisahan, gangguan obsesif kompulsif atau sekadar bosan.
Kebiasaan semacam ini memang nampak tidak berbahaya. Namun, jangan salah. Kebiasaan ini bisa memicu infeksi bakteri atau jamur masuk ke dalam tubuh dan aliran darah.
Menurut Mayo Clinic, menggigit kuku dapat meningkatkan risiko untuk tertular pilek atau flu.
Pakar dermatologi Raman Madan mengatakan, menggigit kuku memang terlihat sepele, namun bisa memiliki konsekuensi jangka panjang.
Baca: Setelah Tabrak Pagar Wisma Atlet Kemayoran, Sopir Ini Tinggalkan Begitu Saja Mobil Mewahnya
Baca: Kalahkan Video Luna Maya, Faisal & Ariel Noah, Salon Terburuk di Kota Gadis Ini Trending Youtube
Baca: Sopir Ngantuk Bus Brimob Bawa 14 Bhayangkari Tabrak Truk di Jalan Tol, 1 Korban di Bus Polisi Tewas
"Masalah utamanya adalah ada banyak kuman di bawah kuku," ucap dia.
Riset menunjukkan, mereka yang hobi menggigit kuku memiliki E. Coli, bakteri yang dapat menyebabkan masalah lambung dan banyak masalah kesehatan lainnya.
"Dalam air liur mereka juga terdapat tiga kali lipat bakteri E.Coli, daripada mereka yang tidak memiliki kebiasaan semacam ini," ungkap dia.
Jika kita pernah melakukan manikur, kita pasti akan menyadari kotoran yang diambil dari bawah kuku.
Itu hanya bagian yang bisa terlihat oleh mata, belum bakteri-bakteri atau kotoran yang tak terjangkau oleh indera penglihatan.
Patogen yang paling umum bersembunyi di bawah kuku kita adalah bakteri staphylococcus, strep, dan coryneform.
Bakteri tersebut dapat masuk ke tubuh melalui luka di kulit atau dari menelannya setelah menggigit kuku.
Selain itu, jaringan kuku kita juga terdapat jamur dermatofit, yang dikenal sebagai kurap.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, lebih dari 200 virus flu menyebar di setiap waktu.
Memang, salah satu penyebab flu adalah sistem kekebalan tubuh yang lemah atau karena kontaminasi silang dari seseorang yang telah mengalaminya.