Berita Tanahlaut
Puluhan Siswa Madrasah di Tanahlaut Ini Belajar di Ruangan yang Rusak Parah, Begini Kondisinya
Tujuh tahun sudah, puluhan siswa di Madrasah Islami Darusholihin tak lagi merasakan belajar pada bangunan yang layak.
Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Tujuh tahun sudah, puluhan siswa di Madrasah Islami Darusholihin tak lagi merasakan belajar pada bangunan yang layak.
Sekolah yang berdiri puluhan tahun dan memfasilitasi siswa turun temurun itu mengalami kerusakan pada sejumlah bagian.
Berlokasi di Desa Pantaiharapan, Kecamatan Bumimakmur, Kabupaten Tanahalaut dan merupakan desa perbatasan, madrasah ini menjadi satu-satunya tempat belajar agama bagi anak kecil di kawasan tersebut.
Meski sesekali siswa harus diungsikan ke bangunan PAUD terdekat.
Hanya ada tiga ruangan pada sekolah tersebut. Setiap ruangan terdapat kursi memanjang yang muat empat siswa apabila berdesakan.
Baca: Ini Doa Gempa Bumi, Simak Update Gempa Banten yang Disebut Berpotensi Tsunami
Baca: Jadi Lumbung Padi di Kota Banjarbaru, Segini Luas Sawah di Kelurahan Bangkal
Baca: Opening Charles & Keith, Member Langsung Dapatkan Hadiah Pouch Cantik Tanpa Minimal Belanja
Baca: Potensi Tsunami Imbas Gempa 7,4 SR di Banten Sampai Lampung dan Bengkulu, Warga Jakarta Panik
Tak jarang satu kursi diisi empat anak, karena keterbatasan fasilitas.
Belum lagi papan tulis putih yang sudah nampak sobek pada beberapa bagian. Sehingga pengajar pun terbatas dalam menulis.
Tak hanya itu, pada tiga ruangan, ketika belajar bersamaan, spidol juga harus bergantian.
Keterbatasan fasilitas mengajar di sekolah itu sudah biasa dirasakan siswa. Begitupun dengan kondisi bangunan yang dianggap mengkhawatirkan.
Pasalnya, ada beberapa bagian flapon ruangan yang sudah terbuka dan lepas dari rangkanya. Hanya sebagian yang bertahan. Tinggal menunggu waktunya terjatuh.
"Kalau dulu takut. Sekarang karena terbiasa, sudah tidak lagi," ucap siswa Madrasah Islam Darusholihin, Atul.
Atul dan teman-teman nampak semangat belajar di sekolah tersebut. Ada empat guru yang membimbing mereka belajar tentang ilmu agama. Bahkan pembelajaran bahasa arah dan baca tulis alquran bagi pemula.
Aktivitas belajar mengajar dilaksanakan setiap hari. Para siswa masuk pada pukul 13.00 wita.
Saat musim kemarau, sekolah berfungsi sebagaimana tempat belajar. Namun saat hujan dan air pasang naik, bangunan itu terendam. Begitupun sebagian dari desa yang turut terdampak banjir sementara.
Salwati, satu guru yang mengajar di Madrasah Islamy Darusholihin mengatakan memang sejak lama sekolah tersebut mengalami kerusakan.
Karena milik swasta, akhirnya untuk bantuan pun hanya mengaharapkan adanya dana desa.
Sebelumnya papar Salwati memang pernah ada perbaikan pada satu bangunan tersebut. Kemudian tak pernah adalagi hingga sekarang.
Ditambah pula kerusakan sekolah ujarnya karena sering monyet berdatangan yang runtuhnya sebagian plafon.
Hingga saat ini, pihak sekolah pun masih mengharapkan adanya uluran tangan untuk renovasi. Karena pemeliharaan sekolah ujar Salwati sama sekali tidak memungut biaya dari siswa. Dalam artian, siswa gratis belajar di madrasah itu.
Baca: Gempa Bumi 7,4 SR Guncang Banten, Jakarta Rasakan Getaran, BMKG : Berpotensi Tsunami
Baca: Puncak Haul ke-8 Abang Anang Pada Sabtu Malam, Keluarga dan Warga Lakukan Persiapan Sambut Jemaah
Baca: Segini Tarif BRT yang akan Diresmikan, Jadi Kado HUT Pemprov
"Sebenarnya kami khawatir juga dengan kondisi plafon bangunannya. Tapi kami berupaya mengantisipasi. Apabila ada kemungkinan jatuh, siswa langsung dipindahkan," jelasnya.
Di madrasah itu, Salwati mengajar siswa laki-laki. Sementara siswa perempuan berada pada kelas yang berbeda. Ia merupakan satu guru bahasa arab sekaligus bertugas sebagai koordinator para guru di bawah pimpinan kepala sekolah. (Banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/siswa-madrasah-islami-darusholihin.jpg)