Kriminalitas Nasional
WASPADA! Bandar Narkoba Berkeliaran di Kampus, Begini Caranya Rekrut Mahasiswa Jadi Pengedar
Sudah bertahun-tahun Cahrlie (bukan nama sebenarnya) jadi bandar narkoba spesialis ganja di kampusnya sendiri, di salah satu universitas di Jakarta.
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Sudah bertahun-tahun Cahrlie (bukan nama sebenarnya) jadi bandar narkoba spesialis ganja di kampusnya sendiri, di salah satu universitas di Jakarta.
Pria yang juga berstatus sebagai mahasiswa ini bahkan punya kaki tangan atau anak buah untuk mengedarkan narkoba. Tentu saja anak buahnya juga berstatus mahasiswa aktif.
Charlie mengaku minimal punya satu anak buah dalam satu angkatan yang dipercaya sebagai kaki tanganya.
"Satu yang saya lakukan itu. Setiap angkatan saya punya kaki. Dulu gua kayak masuk (ke angkatan) 2009. Gua ada kaki terbaik, (angkatan) 2008 adalah kaki terbaik gua, 2010 juga ada," kata dia ketika ditemui Kompas.com.
Baca: 10 Orang Jadi Tersangka Kerusuhan di Timika Papua, Polisi: Berdasarkan Gelar Perkara dan CCTV
Baca: Kecurigaan Dian Sastro saat Anak Sulungnya Didiagnosa Autisme, Datangi 3 Dokter Hingga Jalani Terapi
Baca: Mau Tahu Seberapa Aman Mobil Dinas Baru Jokowi? Begini Spesifikasi Mercedes-Benz S 600 Guard
Dia pun punya cara tersendiri dalam merekrut. Awalnya dia memberi ganja secara geratis kepada beberapa kandidat. Ganja diberikan untuk dijual ke mahasiswa lain.
Nantinya, hasil dari penjualan itu yang akan menentukan apakah para kandidat yang layak untuk menjadi "anak buah" Charlie.
"Gua kasih barang dan gua suruh jualin. Nah gua perhatiin, wah ini bisa nih (menjualnya), karena kedekatan emosional gua bangun. Kedua, gua lihat dia bisa dan mau menjual. Ketika dia tidak benar, gua stop. Tidak benar maksudnya tidak sesuai dengan setoranya," ucap Charlie.
Dia juga membeberkan penghasilan anak buah dan dirinya sendiri sebagai bandar selama menjadi bandar narkoba. Bahkan Charlie mengaku dapat berfoya-foya karena besarnya pendapatan dari bisnis barang haram.
Penyesalan Charlie usai bergelut sebagai bandar ganja
Cukup lihai sebagai bandar ganja di kampus selama bertahun-tahun, nyatanya Charlie menyimpan banyak penyesalan. Mulai dari hidup yang tidak tenang, hingga penyakit yang ia derita akibat efek ganja yang memabukkan.
Rasa takut juga dialami Charlie. Bagaimana tidak, ketika setorannya kepada bos di dalam penjara seret, setiap hari Charlie harus menanggung risiko dibuntuti orang-orang suruhan si bos.
"Jadi pernah bos ku nurunin 100 kilogram, aku setoran cuma 50 kilogram. Nah aku dicari-cari, dia (bos) bayar orang. Aku enggak (berani) keluar keluar kampus, ku tunggu saja di dalam," ucapnya.
Sebagai bandar ganja, Charlie tentu tak pernah absen mengonsumsi narkoba yang dia jual di kampus. Tak pelak, tubuhnya pun terkena dampak negatif dari ganja setelah ia pensiun menjadi pengedar.
Ia bahkan takut dengan hukuman mati yang akan dikenakan kepada pelaku pengedar narkotika.
"Saya takut hukuman mati bro," ucapnya.