Memancing Tradisional Khas Warga Banjar
Memancing ada Waktunya dan Tergantung Jenis Ikannya, Jenis Gabus, Papuyu Sepat Lebih Pas Siang Hari
Memancing menjadi rutinitas bagi warga di Kalimantan Selatan saat musim kemarau seperti ini, tak terkecuali Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Menancing ikan secara tradisional tak bisa dilakukan sesuka hati.
Memancing jenis ikan tertentu justru ada waktunya.
Jika ingin memancing ikan gabus alias haruan, papuyu, sapat siam, dan adungan bisa dilakukan siang hari.
Namun, jika ingin memancing ikan jenis ini ada waktunya.
Misalnya baung dan lampok. Dua jenis ikan ini lebih senang makan di malam hari.
"Namun, baung bisa juga dipancing pada siang hari. Jenis ikan ini bisa dipancing baik siang atau malam," kata warga Barabai, Aang.
Baca: Warga di HST Lebih Mengenal Teknik Memair Daripada Casting, Pakai Umpan Kodok Hidup
Menurut Aang, sungai di Hulu Sungai Tengah masih kaya dengan ikan, sehingga untuk memancing ikan tak sulit.
Ia senang mancing di kawasan Mahang. "Tapi tak jarang juga memancing ke luar daerah," katanya.
Jadi Rutinitas
Memancing menjadi rutinitas bagi warga di Kalimantan Selatan saat musim kemarau seperti ini, tak terkecuali Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Namun, untuk memancing diperlukan umpan, teknik memancing, dan waktu yang tepat. Sebab, beda umpan, teknik dan waktu beda mendapatkan jenis ikan.
Misalnya saja untuk memancing ikan nila. Maskuri warga Barabai memerlukan umpan keroto dan bama. Kedua umpan ini diaduk menggunakan air sampai lembek.
Menurut Maskuri, memancing ikan nila paling pas dilakukan siang hingga sore hari.
Baca: Memancing Tradisional Khas Warga Banjar di HST, Gunakan Umpan Bama dan Keroto atau Anakan Kerangga
Sebenarnya, beber Maskuri memancing nila tak memerlukan teknik khusus. Hanya saja untuk memancing diperlukan kesabaran.
"Saya menggunakan jorang biasa. Warga lain menggunakan tantaran unjun. Kalau ikan nila bebas mancingnya," bebernya.
Selain itu, untuk memancing ikan nila, ada juga yang menggunakan umpan keroto saja hingga cacing tanah.
(Banjarmasinpost.co.id/Eka Pertiwi)