Berita Kabupaten Banjar

Produksi Padi di Banjar Berlipat Ganda Sebanyak ini Berkat Pola Tanam Banjarsapa

Panenan padi meningkat signifikan melalui penerapan Banjarsapa (Batanam Banih Jajar Legowo Sakali Mawiwit Dua Kali Panen) Plus.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
HM FACHRY UNTUK BPOST GROUP
Inilah penerapan pola tanam Banjarsapa yang memadukan tanaman padi unggul dan lokal serta hortikultura. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Panenan padi meningkat signifikan melalui penerapan Banjarsapa (Batanam Banih Jajar Legowo Sakali Mawiwit Dua Kali Panen) Plus.

Karena itu pola tanam ini kian diintensifkan di Kabupaten Banjar.

Teknologi pola tanam itu ditemukan berkat inovasi yang dilakukan oleh Hj Retno Sri Murwani.

Yang bersangkutan adalah pegawai Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Banjar yang saat ini menduduki jabatan sebagai kepala Bidang Penyuluhan Pertanian.

Retno menuturkan inovasi Banjarsapa Plus merupakan perpaduan sistem Tanam Jarwo Super dengan Sawit Dupa pada tanaman.

Pemaduan dua jenis pola tanam itu dimaksudkan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas

Baca: VIRAL Video Ospek Mahasiswa Jalan Jongkok & Lakukan Hal Jorok, Ristek Dikti Sebut Ini Universitasnya

Baca: Disebut Elza Syarief Stres, Nikita Mirzani Kepergok Nia Ramadhani Masih Simpan Sepatu Dipo Latief

Baca: Kisah Fase Nama Ahok Saat Bersama Veronica Tan dan BTP Pasca Nikahi Puput Nastiti Devi Diungkap

Baca: Sikap Umat Muslim Sambut 1 Muharram Tahun Baru Islam 1441 Hijriyah, Berikut Penjelasannya

"Banjarsapa mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 100 persen (bertanam satu kali setahun) menjadi 180 persen (bertanam padi unggul dan lokal selama setahun)," bebernya, Jumat (30/08/2019).

Melalui pola tanam itu, jelas Retno, 20 persen Iuasan lahan dipakai untuk ampak/lacak (semaian) padi lokal.

Lalu 80 persen lahan ditanami padi varietas unggul pada musim hujan.

"Penanaman padi varietas unggulnya pada saat pelaksanaan ampak/lacak padi varietas lokal. Ini biasanya pada bulan September/Oktober karena pada persemaian padi lokal dilakukan tiga tahap yaitu taradak-ampak-lacak," sebutnya.

Dikatakannya, pada proses persemaian tersebut memerlukan waktu tiga bulan hingga bibit padi lokal siap tanam di lapangan.

Pada Februari-Maret padi varietas unggul panen.

Kemudian dilanjutkan penanaman padi varietas lokal di seluruh area lahan (100 persen) pada bulan Maret-April.
Padi lokal akan dipanen pada bulan Agustus sehingga total pertanaman padi menjadi 180 persen.

Lebih lanjut Retno mengatakan Banjarsapa Plus tidak hanya meningkatkan penyediaan pangan berupa padi.

Lebih dari itu juga meningkatkan diversifikasi tanaman karena memadukan antara padi dan tanaman pangan/hortikultura seperti kedelai, terong, kacang panjang, cabe rawit, cabe besar, dan sayuran daun kainnya.

"Itulah mengapa ada embel-embel 'plus' pada Banjarsapa. Itu karena adanya pemaduan aneka komoditas tanaman tersebut. Tanaman hortikulturan dan sayuran daunnya ditanam di pematang sawah," tandasnm Retno.

Selain itu, lanjut pejabat eselon III di Bumi Barakat ini, juga dapat dipadukan dengan tanaman refugia yang juga berfungsi sebagai habitat musuh alami.

Hal ini secara tidak langsung juga melakukan pengendalian tanaman dari serangan hama dan penyakit tanaman.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved