Penyakit Diabetes di Kalsel

Diabetes Dominasi Penyakit di Tapin, Di Banjarmasin Tembus 25 Ribu Pasien

Di Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan, jumlah pasien Diabetes Melitus (DM) atau penyakit gula menempati urutan pertama

|
Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Dok
Penyakit DIABETES- Jumlah pasien diabetes melitus terus meningkat di Kalsel. Di Kabupaten Tapin jumlah pasien penyakit gula ini menempati urutan pertama. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Hari Diabetes Sedunia kembali hadir, Jumat (14/11). Kendati rutin diperingati, angka penderitanya makin tinggi.

Di Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) , jumlah pasien Diabetes Melitus (DM) atau penyakit gula bahkan menempati urutan pertama.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Tapin mencatat, hingga Oktober 2025 mencapai 3.053 orang. Ini meningkat dibanding 2024 yang berjumlah 2.939. Pasien didominasi warga berusia di atas 40 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan Tapin, Noor Ifansyah, menerangkan pola penyakit di kabupaten ini mengalami perubahan signifikan dalam satu dekade terakhir.

Baca juga: Dorong Deteksi Dini, Dinkes Banjarbaru Gelar Sosialisasi Kewaspadaan Penyakit Jantung dan Diabetes

Jika pada tahun-tahun sebelumnya penyakit menular seperti diare mendominasi, kini kondisi berbalik.

Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi yang terbanyak, dengan diabetes menempati urutan pertama.

 “Sekarang paling banyak itu DM. Dalam lima besar juga ada gangguan jiwa. Artinya pola penyakit kita sudah berubah,” tutur Ifansyah, Jumat.

Perubahan ini menandakan risiko kesehatan masyarakat kini lebih dipengaruhi pola hidup daripada faktor lingkungan.

 Dinkes Tapin pun fokus pada pengendalian PTM, terutama DM yang terus meningkat.

Salah satu program yang digencarkan adalah pemeriksaan kesehatan keliling.

“Setiap hari tim keliling ke kantor-kantor melakukan pemeriksaan. Cek gula darah, kolesterol, tekanan darah, semuanya untuk deteksi dini,” ujarnya.

Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat agar mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Tapin, Puji Winarta SKM, MKes, menambahkan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi pemicu terbesar diabetes.

Banyak warga yang masih enggan melakukan pemeriksaan dini, tidak memperhatikan pola makan dan jarang beraktivitas fisik.

 “Padahal diabetes sebenarnya bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana asal konsisten. Tantangan kita adalah membangun kesadaran itu, karena perubahan perilaku tidak bisa instan,” katanya, Jumat.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved