Penyakit Diabetes di Kalsel

Diabetes Dominasi Penyakit di Tapin, Di Banjarmasin Tembus 25 Ribu Pasien

Di Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan, jumlah pasien Diabetes Melitus (DM) atau penyakit gula menempati urutan pertama

|
Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Dok
Penyakit DIABETES- Jumlah pasien diabetes melitus terus meningkat di Kalsel. Di Kabupaten Tapin jumlah pasien penyakit gula ini menempati urutan pertama. 

Upaya promotif dan preventif terus digencarkan melalui kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), penyuluhan di sekolah dan tempat kerja, serta intervensi gaya hidup seperti pola makan sehat, aktivitas fisik, hingga pembiasaan hidup tanpa rokok.

Bagi penderita, penanganan dilakukan secara komprehensif, mulai dari edukasi gizi, aktivitas fisik, hingga pemberian terapi obat atau insulin sesuai kebutuhan.

Pemeriksaan berkala seperti HbA1c, kolesterol, tekanan darah, fungsi ginjal, hingga retina juga rutin dilakukan untuk mencegah komplikasi.

Disinggung mengenai ketersediaan anggaran, Puji memastikan program pencegahan dan penanganan tetap berjalan optimal.

Ia menegaskan persoalan utama bukan semata pada dana, melainkan pada perubahan perilaku masyarakat.

“Anggaran tentu ada porsinya, tetapi faktor terbesar tetap perilaku. Selama masyarakat belum mau rutin memeriksakan diri dan menjaga pola makan, maka kasus akan terus muncul,” tegasnya.

Di Kota Banjarmasin, penderita diabetes lebih banyak lagi. Plt Kepala Dinkes Banjarmasin, M Ramadhan, mengatakan jumlahnya mencapai 25.066 orang.

Sebanyak 13.239 orang di antaranya merupakan pasien baru yang ditemukan sepanjang 2025.

“Rentang usia 44-54 tahun mendominasi kasus baru di 2025 yakni 4.123 orang. Sementara usia 15-19 tahun 55 orang,” jelas Ramadhan, Jumat.

Grafik penderita diabetes meningkat pada 2025 lantaran adanya program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan screening terhadap masyarakat.

“Temuan kasus tersebut rata-rata noninsulin, namun beberapa diketahui sudah komplikasi,” terang Ramadhan.

Guna menekan penyakit diabetes, Dinkes Kota Banjarmasin memiliki sejumlah program. Ada Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).

Program ini bertujuan mengelola Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 melalui deteksi dini dan skrining riwayat kesehatan.

Selanjutnya program CKG, data masuk melalui Aplikasi Sehat Indonesiaku (Asik). Aplikasi ini digunakan untuk mendeteksi riwayat adanya potensi penyakit tidak menular, termasuk diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung, stroke, asma, kanker, dan lain-lain.

Baca juga: Malaysia Catat Kasus Kematian Pertama akibat Covid-19 di 2025, Pasien Idap Jantung dan Diabetes

Dinkes Banjarmasin juga rutin melakukan skrining kesehatan di berbagai kegiatan. Serta ada program Posyandu ILP.

Kegiatan skrining yang turut dilaksanakan di Posyandu di Kota Banjarmasin untuk memantau kondisi kesehatan masyarakat.

Dibeberkannya, implementasi program pengendalian diabetes menghadapi beberapa kendala. Terutama kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya diabetes dan cara pencegahannya. (tar/naa)

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved