Fenomena Musik Panting Banjarmasin

Ngamen Dapat Rp 15 Ribu per Orang, Personil Grup Musik Panting Ini Tak Menyerah

Meski hasilnya kecil, grup musik panting ini tetap tak menyerah dan tetap menghibur pengunjung rumah makan Jukung Julak

Penulis: Frans Rumbon | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/frans rumbon
Grup musik panting Jukung Julak saat tampil bermain musik panting. Meski hanya dapatkan Rp 15 ribu tak membuat mereka bubar mengamen 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Sama halnya dengan pengamen pada umumnya, mengamen dengan menggunakan musik panting tentunya juga ada pasang surutnya bahkan penghasilan tidak menetap.

Pasalnya penghasilan sangat ditentukan oleh banyak atau sedikitnya pemberian atau saweran dari orang-orang yang dihibur dengan musik panting.

Uang hasil ngamen musik panting pun dikumpulkan kemudian dibagi secara merata keseluruh personel yang terlibat.

Apabila penghasilan banyak tentunya pembagiannya pendapat per orang pun menjadi banyak juga. Begitu pula apabila sebaliknya, jika penghasilan sedang sedikit.

Baca: Hutang Dana Jamrek Perusahaan Pertambangan di Kalsel Tersisa Rp 32 Miliar

Baca: Bacaan Niat Puasa Muharram, Puasa Tasua & Puasa Asyura, Cek Jadwalnya di Tahun Baru Islam 1441 H

Baca: Ngamen di Rumah Makan Ini, Grup Ini Jadikan Jukung Julak Nama Grup Musik Pantingnya

Baca: Kemiripan Gaya Veronica Tan & Puput Nastiti Devi Terungkap, Alasan Ahok BTP Jatuh Hati?

Hal ini pun juga dialami grup musik panting yang menamakan dirinya Jukung Julak, sempat mendapatkan honor per orang hanya sebesar Rp 15 ribu saja.

"Pernah satu orang hanya Rp 15 ribu saja, karena memang sedang sepi. Tapi bisa juga sampai Rp 75 ribu per orang," kata pemain Babun grup musik panting Jukung Julak, Fikriadi.

Meskipun pernah hanya mendapatkan uang Rp 15 ribu saja per orang, namun ternyata pentolan Jukung Julak yang mengamen di warung Jukung Julak Banua Anyar ini tidak pantas menyerah.

Baca: Sedang Pesta Lem di Indekos, 6 Gadis Remaja Ini Terjaring Razia Bersama 11 Anjal

"Saat dapat Rp 15 ribu per orang, kami sempat menanyakan dengan teman-teman personel lainnya. Ternyata mereka tetap semangat dan ingin melanjutkannya. Hitung-hitung melestarikan kesenian daerah dan juga hitung-hitung hobi yang dibayar," pungkasnya. (banjarmasinpost.co.id/Frans Rumbon)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved