Meredupnya Seni Tradisi Banjar

Program Workshop Damar Ulan dan Tari Topeng di Taman Budaya Kalsel Masih Terkendala ini

Guna melestarikan kesenian tradisi Banjar, apalagi yang terbilang berada di ujung tanduk, idealnya ada campur tangan dari pemerintah khususnya

Editor: Eka Dinayanti
BPost Cetak
BPost edisi cetak Senin (2/9/2019) 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Guna melestarikan kesenian tradisi Banjar, apalagi yang terbilang berada di ujung tanduk, idealnya ada campur tangan dari pemerintah khususnya instansi berwenang.

Taman Budaya Kalsel kerap membuat program seperti pagelaran dan workshop.

"Setiap tahun kami memprogramkan workshop. Misalnya dua tahun yang lalu workshop Balamut dan narasumbernya adalah Gusti Jamhar Akbar. Kemudian juga bapandung dan lain sebagainya," ujar Kepala Taman Budaya Kalsel, Suharyanti.

Khususnya untuk Damar Ulan dan Tari Topeng, menurut Suharyanti, belum bisa dilakukan karena terkendala narasumber.

"Senimannya belum siap mengajarkannya,” katanya.

Baca: Tarian ini Biasa Dimainkan untuk Mengobati Orang Sakit, Tari Topeng Menanti Perhatian Pemerintah

Baca: Kedatangan Ulama Besar dari Cirebon Diperkirakan Menjadi Asal Usul Tari Topeng

Baca: Gaya Serupa Tapi Tak Sama Istri Ahok BTP, Puput Nastiti Devi & Veronica Tan, Sudah Mirip Sejak Lama?

Baca: Selain Gurita Hidup Seperti yang Lahap Ria Ricis, Ini 6 Makanan Ekstrem ala Korea, Ada Cacing Hidup

Meski demikian, Suharyanti menerangkan pihaknya tetap memprogramkan pagelaran dan langsung mengundang pelakunya.
"Misalnya pementasan Damar Ulan pada 2018. Kami mengundang grup yang biasa memainkannya," terangnya.

Agar disukai generasi muda, menurut Suharyanti, kesenian seperti Damar Ulan perlu dikemas.

"Memang kami ada rencana untuk revitalisasi tanpa meninggalkan pakemnya. Misalnya Mamanda, kalau kemasannya tidak bisa mengikuti perkembangan zaman bisa senasib dengan Damar Ulan," jelasnya.

Sementara mengenai Tari Topeng, Suharyanti mengatakan lebih banyak ritual.

"Kalau Tari Topeng biasanya untuk upacara tertentu. Tapi akan kami lihat dan pelajari apakah bisa dipagelarkan di Taman Budaya," katanya.

Disinggung mengenai anggaran, Suharyanti menerangkan setiap tahunnya ada anggaran untuk pelestarian serta pengembangan kesenian dan kebudayaan.

"Memang ada anggarannya. Tapi kami pun ingin semua cabang seni tercover," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved