Berita Regional

Bandung Mencekam Saat Demonstran Bentrok dengan Aparat, Jalan Trunojaya Mendadak Sepi

Jalan Tunojoyo mendadak sepi, padahal jalan itu biasanya ramai oleh warga yang hendak menikmati kuliner hingga pertokoan yang menjamur di jalan itu.

Editor: Elpianur Achmad
KOMPAS.com/AGIE PERMADI
Aksi unjuk rasa di Bandung kembali ricuh, Senin (30/9/2019). Aparat kepolisian tengah membentuk barikade pertahanan guna menghalau sekaligus memukul mundur aksi massa di Jalan Diponegoro. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANDUNG - Suasana mencekam terjadi di Kota Bandung saat aksi unjuk rasa di Bandung berujung ricuh, Senin (30/9/2019) malam. Bentrokan antara massa demonstran dan aparat kepolisian tak terhindarkan.

Kericuhan ini terjadi hingga Senin malam. Kondisi pun mencekam, warga di sekitar Jalan yang dilalui kericuhan itu ketakutan dan berlindung di tempatnya masing-masing.

Berdasarkan pantauan kericuhan di Jalan Trunojoyo, aparat kepolisian yang membentuk barikade berupaya memukul mundur para demonstran menjauhi Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jabar.

Jalan Trunojoyo mendadak sepi, padahal jalan itu biasanya ramai oleh warga yang hendak menikmati kuliner hingga pertokoan yang menjamur di jalan itu.

Baca: Ribuan Mahasiswa Kalsel Kembali Gelar Unjuk Rasa Menolak RUU ke Gedung DPRD Kalsel

Namun, Senin malam, sejumlah restoran, kafe hingga sejumlah usaha lainnya harus tutup lebih awal.

Salah satu pegawai restoran Centro 58, Bon-bon (34) mengaku, kaget saat melihat kericuhan massa yang bentrok dengan aparat kepolisian di Jalan Trunojoyo.

Saat, itu dia sedang duduk santai sambil ngopi di depan tempat kerjanya, mengingat pelanggan hanya tersisa tinggal sedikit, lantaran pukul 16.00 WIB, petugas kepolisian meminta restoran tempat ia kerja harus tutup sementara untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.

Karena masih ada pelanggan, ia pun menutup sebagian, sementara toko distro disebelahnya sudah tutup terlebih dahulu.

Namun, beberapa menit kemudian, kerumunan massa mulai ricuh. Aparat kepolisian kemudian memukul mundur.

Massa pun terbelah ke Jalan Aria Jipang dan Jalan Trunjoyo. Untuk membubarkan massa, polisi kemudian menembakan gas air mata, massa yang panik kemudian kocar-kacir.

"Ngeri, saya langsung masuk. Pelanggan juga saya suruh masuk, saya tempatkan di ruang meeting. Di sana ada anak-anak, ibu-ibu dan bapak, juga ada anak sekolah yang lagi kursus Bahasa Inggris. Biar tenang saya kasi air teh saja," kata dia, di Jalan Trunjoyo, Senin (30/9/2019).

Baca: DEMO Berakhir Ricuh di Jakarta, 1 Mobil Dekat Polsek Tanah Abang Dibakar Massa, Mobil Lain Dirusak

Kerumunan massa yang dipukul mundur pun mulai semakin mendekat, asap gas air mata mulai menyebar tertiup angin, menyesakan dan membuat perih orang yang menghirupnya.

"Saya juga kaget, ada demonstran yang manjat ke atap, kita suruh turun karena takut jatuh. Ada juga puluhan dari mereka yang masuk ke restoran, mereka ngakunya warga, saya enggak tahu mudah-mudahan enggak ada kerusakan di dalam, nanti dicek," kata dia.

Akibat kericuhan itu, kata dia, beberapa fasilitas publik di sekitar restoran pun rusak. "Kerusakan ada lampu, pagar, lalu beberapa motor yang tadi parkir bertumbangan," ujar dia.

Tak hanya itu, warga di Jalan Trunojoyo pun mengeluhkan kericuhan yang terjadi. Salah seorang warga, Ade mengaku pintu pagar rumahnya dirusak.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved