Berita Kabupaten Banjar
Jangankan Internet, SMS dan Telepon Pun Susah, Warga Dusun Tempuh Puluhan Kilometer Demi Sinyal
Jadi hal yang tak mudah bagi warga dusun untuk bisa melakukan komunikasi seperti SMS, telepon apalagi internet.
Penulis: Nia Kurniawan | Editor: Eka Dinayanti
Dia lewat Trans Kandangan-Batulicin, dengan kondisi jalanan Danau Huling 10 kilometer masih pengerasan.
"Kalau hujan licin jalannya. Nah sisa 60 kilometer itu sudah aspal," kata dia.
Padahal pada sekitar April 2019 tadi Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor meresmikan pengoperasionalan BTS di Desa Paramasanbawah, Kecamatan Paramasan.
Faktanya keberadaan BTS ini belum bisa jangkau semua kawasan.
Diklaim dengan adanya BTS itu empat wilayah pelosok di Kabupaten Banjar yang selama ini tak tersentuh teknologi telepon nirkabel (seluler) jadi bisa tertangani.
Faktanya tidak.
Keempat distrik terpencil tersebut yaitu Desa Paramasanatas dan Paramasanbawah, Kecamatan Paramasan.
Lalu, Desa Rantaubalai di Kecamatan Aranio dan Desa Kiram di Kecamatan Karangintan.
Based transciever station (BTS) telah terbangun di wilayah pelosok tersebut pada pengujung 2018 lalu.
Sebagian telah bisa dinikmati warga setempat awal Januari 2019 seperti di Paramasanatas.
Meski telah dioperasionalkan, namun warga pelosok di empat wilayah tersebut belum bisa tersenyum semringah.
Pasalnya, kekuatan sinyal masih lemah.
Priadi, warga Dusun Takuang Desa Remo, Kecamatan Paramasan, ini juga membenarkan jika sinyal di tempatnya lemah.
Tapi setidaknya dia beruntung masih bisa terima SMS walau lambat.
"Semua desa di kecamatan Paramasan belum rata kecuali naik ke atas gunung. Tapi kalau di rumah saya alhamdulillah bisa sms masuk aja. Ini saja saya posisi di pasar Rantau makanya bisa main media sosial," katanya.