Berita Kabupaten Banjar
Jangankan Internet, SMS dan Telepon Pun Susah, Warga Dusun Tempuh Puluhan Kilometer Demi Sinyal
Jadi hal yang tak mudah bagi warga dusun untuk bisa melakukan komunikasi seperti SMS, telepon apalagi internet.
Penulis: Nia Kurniawan | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Jadi hal yang tak mudah bagi warga dusun untuk bisa melakukan komunikasi seperti SMS, telepon apalagi internet.
Rupiana, warga Dusun Danau Huling, Desa Peramasan Bawah, Kabupaten Banjar, begitu senang bisa membalas banyak pesan WhatsApp melalui ponselnya.
Namun hal itu baru bisa dilakukannya setelah dia menunggu lima hari, inipun kebetulan.
Bagi warga Dusun Danau Huling pergi ke Kandangan, Hulu Sungai Selatan jadi momen yang cukup ditunggu.
Setidaknya bagi mereka kalangan milenial seperti Rupiana yang tentunya akrab dengan aktivitas media sosial.
Baca: Kabar Pernikahan Citra Kirana dan Rezky Aditya Digelar Akhir Tahun, Sosok ini Bocorkan?
Baca: Awal Mula Dendam Nikita Mirzani pada Syahrini Reino Barack Hingga Aisyahrani
Baca: Penolakan Roger Danuarta Jawab Pertanyaan Raffi Ahmad Tentang Cut Meyriska: Bisa Tidur di Luar
Baca: Cek Link sscasn.bkn.go.id! Syarat Pendaftaran CPNS 2019, Simak Bocoran BKN Soal Mekanisme & Formasi
Tapi akhir pekan yang ditunggu pun tidak selalu ada, terkecuali ada urusan penting yang membuat mereka meninggalkan dusun.
Kebetulan akhir pekan ini Rupiana ada urusan ke Kandangan, Hulu sungai selatan.
Praktis dengan berangkatnya dia ke Kandangan satu hal yang terpikir olehnya yakni bisa bermedia sosial karena ponsel miliknya akan mendapatkan sinyal untuk menunjang aktivitas seperti telepon, SMS dan internet.
"Tidak ada sinyal di Paramasan, ini saya posisi di Kandangan makanya ada sinyal dan bisa balas pesan pian. Ke kandangan baru ada sinyal," ucap Rupiana saat dikontak reporter banjarmasinpost.co.id.
Ternyata di Paramasan itu, dikatakannya, hanya Desa Bancing dan Desa Paramasanatas yang ada sinyal.
Sementara Dusun Danau Huling tempatnya tinggal tidak ada sinyal sama sekali.
"Saya ke Kandangan temani adik beli baju seragam. Jadi senang berangkat, bisa dapat sinyal karena di tempat kami tidak ada sinyal sama sekali," katanya.
Untuk dapat sinyal ponsel tentunya Rupiana harus tempuh perjalanan darat sejauh 70 kilometer, dari Paramasan ke Kandangan.
"Di kami tidak ada sinyal, belum ada sama sekali. SMS dan telepon saja tidak ada apalagi internetan melalui ponsel. Memang ada tower. Tapi sinyalnya cuma sanggup beberapa kilometer saja, punya jarak tertentu sepertinya," beber dia.
Menempuh jarak 70 kilometer perjalanan dari Paramasan ke Kandangan pun tidak mudah.
Dia lewat Trans Kandangan-Batulicin, dengan kondisi jalanan Danau Huling 10 kilometer masih pengerasan.
"Kalau hujan licin jalannya. Nah sisa 60 kilometer itu sudah aspal," kata dia.
Padahal pada sekitar April 2019 tadi Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor meresmikan pengoperasionalan BTS di Desa Paramasanbawah, Kecamatan Paramasan.
Faktanya keberadaan BTS ini belum bisa jangkau semua kawasan.
Diklaim dengan adanya BTS itu empat wilayah pelosok di Kabupaten Banjar yang selama ini tak tersentuh teknologi telepon nirkabel (seluler) jadi bisa tertangani.
Faktanya tidak.
Keempat distrik terpencil tersebut yaitu Desa Paramasanatas dan Paramasanbawah, Kecamatan Paramasan.
Lalu, Desa Rantaubalai di Kecamatan Aranio dan Desa Kiram di Kecamatan Karangintan.
Based transciever station (BTS) telah terbangun di wilayah pelosok tersebut pada pengujung 2018 lalu.
Sebagian telah bisa dinikmati warga setempat awal Januari 2019 seperti di Paramasanatas.
Meski telah dioperasionalkan, namun warga pelosok di empat wilayah tersebut belum bisa tersenyum semringah.
Pasalnya, kekuatan sinyal masih lemah.
Priadi, warga Dusun Takuang Desa Remo, Kecamatan Paramasan, ini juga membenarkan jika sinyal di tempatnya lemah.
Tapi setidaknya dia beruntung masih bisa terima SMS walau lambat.
"Semua desa di kecamatan Paramasan belum rata kecuali naik ke atas gunung. Tapi kalau di rumah saya alhamdulillah bisa sms masuk aja. Ini saja saya posisi di pasar Rantau makanya bisa main media sosial," katanya.
Informasi warga lainnya, memang benar komunikasi telepon selular baru bisa dilakukan di sekitar area BTS.
Pada rentang radius sekitar 100 meter, sinyal naik turun dan bahkan lost.
Senada dengan apa yang disampaikan Kepala Desa Parasamasanatas, Suwardi, bahwa BTS tersebut dibangun di induk desa yakni di wilayah Dusun Bancing.
Di Desa Paramasanatas ada 11 dusun.
Jadi, sepuluh dusun lainnya sama sekali belum bisa menikmatinya.
Sedangkan di Dusun Bancing saja belum sepenuhnya lancar berkomunikasi menggunakan telepon seluler.
(banjarmasinpost.co.id/niakurniawan)