Cerita Petani Batola Atasi Tungro
Atasi Serangan Tunggro, Petani di Batola Bangun Taman Refugia di Sela-sela Tanaman Padi
Warga Desa Sungai Rasau, Kecamatan Cerbon menanam bunga Refugia untuk mengatasi serangan tungro.
Penulis: Edi Nugroho | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Sebanyak 113 hektar lahan pertanian dari luas tanam 105.000 (105 ribu) hektar lebih di Kabupaten Batola terserang penyakit tungro.
Penyakit tungro itu disebabkan oleh virus dan relatif menyerang padi lokal khususnya jenis siam halus.
Nah, penyakit tunggro ini disebabkan oleh wereng hijau. Dari luasan 133 hektar ini hanya terserang tunggro, bukan puso sehingga masih bisa panen.
Untuk luas tanam pertanian di Batola itu 105 ribu hektar lebih.
Dari laporan POPT (petugas pengamat organisme pengganggu tanaman, di kecamatan Alalak lahan pertanan yang terkena tungro mencapai 44 hektar, lahan pertanian kecamatan Mandastana mencapai 24 hektar, lahan pertannian Kecamatan Jejangkit mencapai 16 hektar dan lahan pertanian Kecamatan Bakumpai mencapai 9 hektar dan lahan pertanian Kecamatan barambai mencapai 9 hektar.
Baca: Jago Merah Gegerkan Warga RT 3 Paringin Saat Dinihari, Dua Rumah Terbakar
Baca: Penampakan Wajah Bayi Kembar Irish Bella & Ammar Zoni Sebelum Meninggal Dunia, Hidungnya Disorot
Baca: Menang Undian Simpeda Nasional, ASN Asal HSS Terima Rp 50 Juta dari Bank Kalsel
Baca: Satu Kesalahan Fatal Luna Maya Saat Pacaran Bikin Gagal Nikah, Termasuk Ariel NOAH & Reino Barack
Sisanya tungro menyerang padi di kecamatan lain kecuali Kecamatan Wanaraya, Tamban dan Kuripan.
Mengatasi kondisi ini, Ghozali Ansyah KabidTanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batola, Selasa (8/10/19) menyatakan pihaknya saat ini sedang gencar-gencarnya mengembangkan tanaman refugia atau tanaman bunga-bungaan yang ditanam sawah untuk pengendalian hama, termasuk tunggro.
“Hama seperti wereng tidak tertarik kepada padi saja dan larinya hama penyebar penyakit, termasuk tunggro itu itu ke tanaman refugia dulu karena ada ada sari-sari bunga. Nah, di tanaman tungro ini musuh alami seperti capung hingga serangga akan memakan wereng tersebut,” katanya.
Menurutnya, kalau sudah tanaman refugia sudah berkembang dengan baik, maka penurunan serangan penyakit akan lebih rendah. Kawasan petanian pun akan menjadi menarik indah dan bisa untuk tempat selfie. (Banjarmasinpost.co.id/edi nugroho)
