Berita Kabupaten Banjar
Kunjungi Geopark Pegunungan Sewu Yogyakarta, Ini yang Dilakukan Rombongan Kalsel
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terus melakukan berbagai upaya guna meningkatkan status Geopark Meratus menjadi UGG (Unesco Global Geo
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Didik Triomarsidi
Tepatnya pada bulan Mei 2015, Tebing Breksi ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai tempat wisata baru di Yogyakarta.
"Jadi, sudah jalan empat tahun. Alhamdulillah kunjungan wisatawan kian meningkat dari waktu ke waktu. Rata-rata kunjungan bulanan mencapai puluhan ribu. Bahkan pada Juli lalu tembus 175 ribu pengunjung. Penghasilan sebulan sekitar Rp 4 miliar," jelasnya.
Nglanggeran
Selanjutnya, rombongan mengunjungi Geopark Pegunungan Sewu, tepatnya di kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul. Kelompok Sadar Wisata Nglanggeran menyambut dan memaparkan pengelolaan wisata setempat hingga kini mampu memghasilkan pendapatan miliaran rupiah tiap tahun. Omset tahun 2018 sebesar Rp 3,2 miliar.

"Pada tahap awal kami tidak mengejar pendapatan, tapi memperkuat komitmen semua pihak tentang pentingnya kebersamaan mengelola lingkungan di sini, di kawasan Gunung Api Purba," ucap Mursidi, ketua Pokdarwis Nglanggeran.
Ia menuturkan pengembangan Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba diawali oleh Kelompok Pemuda Karang Taruna Desa Nglanggeran sejak tahun 1999. Dengan adanya kesadaran peduli lingkungan bersama masyarakat menanam pohon-pohon di area gunung yang merupakan gunung yang gundul/gersang di antara bongkahan-bongkahan batu pencakar langit.
Melalui berbagai kegiatan aktif dilakukan oleh kelompok pemuda dan masyarakat selanjutnya Pemerintah Desa Nglanggeran mempercayakan pengelolaan lahan seluas 48 hektare untuk dikelola pemuda (Karang Taruna Bukit Putra Mandiri) yang tertuang dalam SK Kepala Desa Nglanggeran No.05/KPTS/1999 tertanggal Desa 12 Mei 1999.
Lahan seluas 48 hektare itu kemudian mulai dilakukan penghijauan oleh warga masyarakat dan juga pemuda karang taruna. Setelah kondisi lingkungan mulai hijau, makin nyaman dan memiliki daya tarik wisata, mendapatkan dukungan dari Dinas Budpar Gunungkidul melalui promosi (FAM Tour) ditahun 2007.
Seiring peningkatan kapasitas SDM pemuda Nglanggeran yang melakukan studi dan juga mengenal teknologi, promosi menggunakan media Teknologi Informasi sangat mendukung dalam pengenalan Gunung Api Purba menjadi kawasan wisata.
Sebelum 2007 terjadi kevakuman pengelolaan saat setelah terjadi gempa 26 Mei 2006 hingga ditahun 2007, dan karang taruna mulai lagi muncul kepermukaan untuk melakukan pengelolaan kawasan wisata dengan pendampingan dari dinas Budpar Gunungkidul sejak tahun 2007.
Lalu, dibuat lah sebuah lembaga BPDW (Badan Pengelola Desa Wisata) yang melibatkan dari seluruh komponen masyarakat dari Ibu PKK, Kelompok Tani, Pemerintah Desa dan juga pemuda karang taruna.
Setelah terbentuk BPDW disepakati dan ditetapkan untuk pengelola teknis lapangan adalah pemuda-pemudi karang taruna selaku pengelola Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba.
Dengan mendapatkan beberapa pelatihan dari Dinas Budpar Gunungkidul dan Dinas Pariwisata DIY serta adanya beberapa SDM pengurus yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, perkembangan wisata di Desa Nglanggeran pun berkembang signifikan.
"Tahapan-tahapan seperti itulah yang juga perlu diterapkan dalam upaya pengembangan Geopark Meratus sehingga kelak diharapkan juga juga bisa masuk UGG," ucap Konsultan Geopark Meratus, Jatmika Setiawan.
Apalagi, lanjutnya, pasa aspek ekologi Geopark Meratus memiliki keistimewaan tersendiri yang bakal menjadi daya tarik luar biasa bagi wisatawan teutama dari mancanegara.
(banjarmasinpost.co.id/roy)