Gara-gara Main HP, Segini Banyaknya Pengendara di Banjar yang Kena Tilang

Waktunya tak cuma saat siang, tapi juga dilakukan saat malam.

Penyisiran pengendara yang tak mengenakan helem juga dilakukan.

"Biasanya saat pagi-pagi ketika orangtua atau anggota keluarg amengantarkan anak ke sekolah. Curi-curi kelengahan polisi, tanpa mengenakan helm berkendara di jalur jalan kecil," sebut Indra.

Melalui razia yang mengedepankan sisi humanis, Indra mengatakan selama pelaksanaan kegiatan tak pernah terjadi hal yang aneh-aneh misalnya ngamuk saat dirazia.

"Alhamdulillah terlaksana lancar," tegasnya.

Paling yang kadang bikin repot, lanjut Indra, ketika pemilik kendaraan bermotor diam-diam pergi meninggalkan kendaraan.
Terpaksa personelnya mengevakuasi dan mengamankan kendaraan tersebut.

Kasus seperti itu juga hampir selalu dijumpai tiap pelaksanaan razia.

Rata-rata sekitar tujuh atau delapan kasus kendaraan ditinggalkan pergi pemiliknya.

Umumnya dikarenakan gugup lantaran tak membawa surat menyurat kendaraan.

"Biasanya malam-malam itu datang orangtua yang mengatakan sang anak terjaring razia dan motor ditinggalkan karena takut lantaran tak lengkap surat menyuratnya. Kebanyakan karena tak bawa STNK," tandasnya.

Kalangan warga mendukung pelaksanaan razia tersebut.

"Ya kalau saya sih mendukung saya penggencaran razia itu karena memang kan sudah seharusnya memiliki kelengkapan. Kalau lengkap, kan gak masalah biar ibaratnya sehari menghadapi lima kali razia," sebut Amran, warga Martapura.

Pekerja swasta ini juga mendukung penertiban pengendara yang suka main HP saat berkendara.

"Sering saya lihat yang begitu itu, terutama anak-anak muda. Itu kan sangat bahaya karena bisa pecah konsentrasi dan bisa celaka," tandasnya.

(banjarmasinpost.co.id/roy)