Eka Purnama Indah: Perlu Tim Berkualitas

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - EKA Purnama Indah (36) adalah atlet loncat indah andalan Kalimantan Selatan dan Indonesia.

Di usianya yang sudah tidak muda, dia masih mampu merebut medali emas pada PON 2016 di Jawa Barat.

Namun sejak 2018, setelah tampil di Asian Games Jakarta, Eka memilih pensiun, jadi aksinya tak bisa disaksikan pada PON 2020 di Papua.

Aktivitasnya saat ini mengajar di Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (JPOK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru, sambil menyelesaikan studi doktoral di Universitas Negeri Jakarta.

• PON XX Papua 2020: Misi 13 Emas, Kontingen Kalsel Incar 10 Besar

• Petinju Debutan Kalsel di PON 2020, Prada Syarif Tak Sabar Adu Jotos

• Masukan Bartman Irak untuk Musim Kompetisi 2020: Mainkan Amunisi Muda

Ditanya apa saja yang harus dipersiapkan agar bisa tampil optimal di PON, Eka mengatakan untuk atlet hanya berlatih secara maksimal.

"Untuk bisa maksimal, diperlukan tim yang berkualitas. Pelatih teknik dan fisik, ahli biomekanika olahraga, sport recovery, nutrisi, dan fasilitas," sebut peloncat indah yang tampil pada Olimpiade 2000 di Sydney, Australia itu.

Lalu bagaimana mengatasi gugup atau grogi, Eka mengatakan rasa itu tergolong wajar.

Bahkan atlet senior pun seringkali masih nervous.

Semuanya tergantung tingkat kesiapan atlet.

Meskipun baru pertama kali tampil di PON, tetapi jika atlet tersebut sudah siap, maka akan meminimalisasi tingkat kecanggungan.

Khusus untuk loncat indah, Eka menyebut yang dihadapi adalah diri sendiri.

Yakni rasa takut, gugup dan gembira yang berlebihan.

"Itu semua harus diatasi. Khusus untuk loncat indah, karena atlet masih usia remaja, saya lebih menekankan kepada tim-nya, terutama pelatih dan unsur terkait," tutur dia.

Selain itu, sambungnya, harus lebih diperhatikan lagi tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk mencapai target yang ditetapkan.