Objek Wisata Kalteng

Petualangan Masuk Hutan dan Susuri Sungai Menuju Camp Punggualas di Taman Nasional Sebangau Kalteng

Berpetualang menyusuri Taman Nasional Sebangau memang mengasyikkan. Kru Banjarmasinpost.co.id /Tribun Kalteng.com diajak Badan Restorasi Gambut.

Penulis: Fathurahman | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/FATURAHMAN
Kapal yang dibuat warga di lokasi wisata Air Hitam Kereng Bengkirai, Kecamatan Sabangau, Kota Palangkaraya, Kalteng. 

Petualangan Masuk Hutan dan Susuri Sungai Menuju Camp Punggualas di Taman Nasional Sebangau Kalteng

BANJARMASINPOST.CO.ID, KATINGAN - Berpetualang menyusuri Taman Nasional Sebangau KaIimantan
Tengah (Kalteng) memang mengasyikkan.

Kru Banjarmasinpost.co.id /Tribun Kalteng.com berkesempatan diajak Badan Restorasi Gambut (BRG) menelusuri Taman Nasional Sebangau di Kabupaten Katingan.

Taman Nasional Sebangau wilayahnya cukup luas, hingga mencapai sekitar 568.700 hektare, yang masuk dalam tiga daerah administrastif, yakni Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulangpisau dan Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Dari Palangkaraya, menumpang minibus, bertolak ke arah Kabupaten Katingan. Menempuh jarak sekitar dua jam
setengah hingga tiba di Dermaga Kelotok di Desa Baun Bango, Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, Kalteng.

Peringatan Dokter pada Baim Wong & Paula, Sohib Raffi Ahmad & Nagita Slavina Kaget Soal Adik Kiano

Sebab Perceraian Syahrini & Reino Barack Bisa Terjadi Dibeberkan Sosok Ini, Bagaimana Luna Maya?

Wisata Air Hitam di Kawasan Taman Nasional Sebangau, Jaraknya Cukup Dekat dari Kota Palangkaraya

Eks Dermaga Kapal Dijadikan Tempat Wisata di Kawasan Taman Nasional Sebangau Kalteng

Sesampai di dermaga kelotok Desa Baun Bango tersebut, untuk menuju lokasi Taman Nasional Sebangau, tepatnya di Camp Punggualas, dilanjut menumpang Kapal Wisata Susur Sungai atau Longboat ke lokasi dengan menyusuri Sungai Katingan.

Menyusuri sungai dari dermaga menuju lokasi memerlukan waktu sekitar satu jam. Dalam perjalanan, bisa menikmati pemandangan hutan alami yang ada di sepanjang perjalanan juga banyak spot-spot untuk pemancingan ikan, karena lokasi pinggiran Sungai Katingan ada warga yang datang untuk memancing.

Satu jam perjalanan naik kapal susur sungai, tibalah di dermaga Punggualas. Ini merupakan kawasan TN Sebangau yang dikelola oleh masyarakat Desa Keruing yang ada di sekitar TN Sebangau, Katingan. Singgah di dermaga, perjalanan menuju camp Punggualas masuk dalam kawasan hutan konservasi.

Selanjutnya, menempuh perjalanan lewat jalan setapak sekitar 1.200 meter atau satu kilometer lebih memasuki hutan Taman Nasional Sebangau.

Lalu, sampailah di Camp Talali. Ini merupakan satu tempat untuk rehat pengunjung yang datang ke lokasi hutan
konservasi.

Berikutnya, melajutkan perjalanan lagi menuju camp inti Punggualas menempuh jarak sekitar satu jam perjalanan mengguakan kelotok bermesin alkon milik masyarakat. Perjalanannya melalui anak sungai di dalam kawasan Taman Nasional Sebangau.

Petualangan menelusuri Taman Nasional Sebangau, penuh petualangan. Saat menelusuri anak sungai dalam kawasan ini, hanya menggunakan kelotok berpenumpang paling banyak empat orang. Mengingat, ketinggian air dari dasar hanya sekitar satu meter.

Pengunjung memasuki Taman Nasional Sebangau untuk menikmati suasana hutan konservasi tersebut.
Pengunjung memasuki Taman Nasional Sebangau untuk menikmati suasana hutan konservasi tersebut. (BANJARMASINPOST.CO.ID/FATURAHMAN)

"Kalau airnya surut, maka kelotok tidak bisa lewat. Jadi, untuk bisa sampai ke lokasi Camp Pungulas, cari waktu pada saat air sungai pasang. Jika pada saat surut, bisa terjebak di tengah hutan karena airnya dangkal," ujar Sulaiman, salah satu motoris kelotok.

Tantangan naik kelotok ini, juga tampak sepanjang perjalanan menyusuri anak sungai, karena banyak menemui ranjau kayu yang dipasang dalam hitungan jarak sekitar 30 meter. Itu untuk menghalau air agar tidak mudah surut, sehingga kelotok bisa lewat jalur tersebut.

Sepanjang anak sungai ini, banyak terdapat orangutan yang badannya cukup besar. Bahkan hingga sebesar badan manusia dewasa. Primata itu bergelantungan di pepohonan. Bakalan banyak ditemui di sepanjang anak sungai tersebut. Hewan lainnya, ular dan biawak. Tentu, perlu berhati-hati.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved