Kematian Ikan di Batola
Jutaan Ikan Jala Apung di Batola Mati, Petani Diminta Tidak Tabur Benih di Musim Penghujan
Kematian ikan massal yang terjadi di Batola diperkirakan lebih dari 1 juta ekor benih ikan nila usia 2 bulan mati.
Penulis: Edi Nugroho | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Batola mencatat ada 39 kelompok dan 258 lubang keramba atau jala apung yang membudidayakan ikan air tawar di Sungai Barito mengalami kematian ikan secara massal.
Diperkirakan lebih dari 1 juta ekor benih ikan nila usia 2 bulan mati.
Kematian jutaan benih ikan nila mati tersebut karena dampak dari curah hujan yang tinggi melarutkan zat asam yang terkandung di tanah ke sungai dengan diiringi zat besi (fe) sehingga kandungan oksigen dalam air sangat rendah.
“Hal Itu yang memicu daya tahan ikan menjadi lemah dan mati. Ada 39 kelompok dan 258 lubang keramba atau jala apung yang membudidayakan ikan air tawar di sungai barito dan diperkirakan lebih dari 1 juta ekor benih ikan nila usia 2 bulan mati,”kata Plt Kepala Dinas Ketananan Pangan dan Perikanan Batola, Suyud, Selasa (7/1/20).
• Polsekta Banjarmasin Selatan Amankan 2 Orang dan Motor Scoopy di Martapura
• Siaga Penanggulangan Bencana Saat Musim Hujan, Kapolres HSU Cek Kondisi Peralatan SAR
• Teddy Persilahkan Jasad Lina Diautopsi, Pasca Anak Sule Rizky Febian buat Laporan Polisi
• Ketakutan Kriss Hatta soal Hubungan dengan Zaskia Gotik, Saat Ibu Rekan Barbie Kumalasari itu Kagum
Menurut Suyud, pihaknya berkoordinasi dengan balai benih air tawar Mandiangin dengan harapan dapat dibantu melalui Dinas Perikanan Propinsi Kalsel terkait kondisi yang dialami para petani ikan di sepanjang Sungai Barito.
“Kita menghimbau kepada masyarakat pembudidaya ikan untuk sementara jangan tabur benih pada awal musim penghujan ini untuk menghindari kerugian yang lebih besar lagi. Untuk sementara petani ikan petani belum mengasuransikan ikan yang dibudidayakan di jala apung,” katanya.
(banjarmasinpost.co.id/edi nugroho)
