Kalselpedia
NEWSVIDEO : Menengok Kampung Sasirangan Banjarmasin Sentra Produksi Sasirangan di Kalsel
NEWSVIDEO : Kampung Sasirangan Banjarmasin Sentra Produksi Sasirangan Di Banjarmasin
Penulis: Salmah | Editor: Royan Naimi
BANJARMASINPOST CO.ID - Sasirangan adalah kain khas Kalsel yang sudah dikenal di mana-mana. Salah satu sentra produksi sasirangan ini ada di Banjarmasin tepatnya di Jalan Seberang Mesjid, Kecamatan Banjarmasin Tengah.
Lokasinya sisi kanan oprit Jembatan Pasar Lama arah Jalan Pahlawan, Banjarmasin. Di muara Jl Seberang Mesjid ditandai pintu gerbang besi bertulis Kampung Sasirangan.
Memasuki jalan tersebut kita disuguhi pemandangan sejumlah toko besar dan kecil di kiri-kanan jalan yang menjual aneka produk berbahan sasirangan.
Beberapa toko di antaranya Irma Sasirangan, Amay Sasirangan, Purnama Sasirangan, Galuh Bungas Sasirangan, Ami Sasirangan.
• Rahmadani Kantongi Sabu Saat di Kebun Karet Kabupaten Balangan
• Sikap Anak Veronica Tan Saat Putra Ahok BTP & Puput Nastiti Devi Lahir, Nicholas Sean Lakukan Ini
• Sule Ingin Mantan Istrinya Tenang di Alam Baka & Masuk Surga, Ayah Rizky Febian Ini Gelar Tahlilan
Produk yang dijual di toko atau kios di sana selain berupa lembaran kain juga selendang, kerudung, kaos, kemeja, busana wanita, topi, sendal, tas. Jenis kain ada berbahan katun, satin maupun sutra dengan harga masing-masing bervariasi.
Kampung Sasirangan ini sering menjadi rujukan membeli produk sasirangan baik satuan maupun pesanan skala besar. Para wisatawan kerap membeli sebagai oleh-oleh.
Jika ingin melihat proses pembuatan kain sasirangan secara manual juga bisa ke beberapa rumah produksi yang berada di sejumlah gang di jalan tersebut.
Nasir, pemilik toko Ami Sasirangan, mengatakan, kerajinan sasirangan memang sudah menjadi profesi turun temurun warga setempat. Ilmunya dari para kakek-nenek yang diturunkan dari generasi ke generasi.
"Dulunya dibikin hanya berupa kain untuk digunakan sendiri atau pesanan warga sekitar, hingga kemudian berkembang menjadi usaha dengan beraneka produk baru," ujar Nasir yang juga warga asli kampung tersebut.
(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)