Misteri Gunung Pematon Banjarbaru

Benteng Pertahanan Pejuang Banjar yang Sulit Ditaklukan Belanda Ada Gunung Pematon Banjarbaru

Masih mengenai prasasti yang ada di kaki gunung Pamaton. Pada bagian lainnya ditulis sejarah gunung terkait masa perang Banjar antara kerajaan Banjar

Penulis: Salmah | Editor: Didik Triomarsidi
banjarmasinpost.co.id/salmah saurin
Prasasti Gunung Pamaton yang di tandatangani Raja Muda Khairul Saleh 

BANJARMASINPOST CO.ID- Masih mengenai prasasti yang ada di kaki gunung Pamaton. Pada bagian lainnya ditulis sejarah gunung terkait masa perang Banjar antara kerajaan Banjar melawan penjajah Belanda yang berlangsung selama 46 tahun.

Berikut tulisannya; Gunung Pamaton adalah sebuah gunung di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Di gunung ini pernah terjadi peristiwa sejarah terkait dengan peristiwa Perang Banjar (1859-1905).

Gunung Pamaton disebut sebagai tanda batas wilayah Kesultanan Banjar dan wilayah kekuasaan Belanda dalam kontrak perjanjian Kesultanan Banjar dengan Belanda tanggal 04 Mei 1826 (26 Ramadhan 1241).

ASN Tanahbumbu yang Dikabarkan Hilang Akhirnya Ditemukan, Jasad Abdul Rasyid Mengapung di Pantai

VIRAL, Ditolak CaMer karena Bukan PNS Lalu Pacar Berselingkuh, Wanita Ini Membalas Pamer Mobil Mewah

Gunung Pematon Banjarbaru Dipercaya Tempat Pangeran Suryanata Menghilang Menuju Kayangan

Gunung Pamaton juga disebut dalam surat wasiat Sultan Adam Al Wasik Billah yang dibuat pada Senin, 12 Shafar 1259, yaitu batas wilayah yang diberikan kepada Pangeran Hidayatullah.

Pada masa Perang Banjar, Gunung Pamaton dijadikan basis pejuang, benteng perlawanan dan tempat pertempuran melawan colonial Belanda.

Berikut beberapa peristiwa penting dan bersejarah yang berhubungan dengan situs Gunung Pamaton pada masa Perang Banjar.

1. Perang Banjar dimulai tanggal 18 April 1859 ditandai penyerangan benteng Belanda di tambang batubara Oranye Nassau, Pengaron. Serangan dilakukan para pejuang dari Muning Pimpinan Pangeran Antasari yang berbasis disekitar Riam Kiwa dan Gunung Pamaton.

Pesanggrahan bercat kuning kombinasi hijau itu sering menjadi perhatian pengendara yang melintas
Pesanggrahan bercat kuning kombinasi hijau itu sering menjadi perhatian pengendara yang melintas (banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)

2. Juni 1861. Pangeran Hidayatullah mengatur rencana serangan umum terhadap Kota Martapura pada tanggal 20 Juni 1861, sayangnya rencana itu bocor, Pasukan Belanda yang dipimpin Mayor Koch melakukan serangan secara besar-besaran sebelum serangan umum ke benteng Gunung Pamaton. Serangan ini dapat digagalkan dan banyak menimbulkan korban dipihak Belanda seperti Letnan TerDwerde, Kopral Grimm dan beberapa serdadu Belanda lainnya.

3. Agustus 1861, kembali Mayor Koch memimpin pasukan menyerbu Benteng Pamaton, namun sekali lagi usaha menangkap Pangeran Hidayatullah gagal, karena benteng terlebih dahulu dikosongkan.

4. Benteng Gunung Pamaton dipertahankan oleh para pemimpin perang yang gagah berani, seperti Pangeran Hidayatullah Demang Lehman, Tumenggung Gamar, Kiai Puspa Yuda Negara dan pahlawan wanita Kiai Cakrawati.

Itulah bagian kedua dari tulisan di Prasasti Gunung Pamaton. Selanjutnya bagaimana kisah dari penjaga pesanggrahan maupun juriat kerajaan Banjar yang sering bersilaturahmi. Mari simak kisahnya pada artikel berikutnya.

(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved