Berita Viral

VIRAL Tepuk Pramuka Berbau SARA, Ada Yel-yel Islam Islam Yes, Kafir-kafir No, Begini Kata Sri Sultan

VIRAL Tepuk Pramuka Berbau SARA, Ada Yel-yel Islam Islam Yes, Kafir-kafir No, Begini Kata Sri Sultan

Editor: Didik Triomarsidi
KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
Sekolah Dasar (SD) Negeri Timuran sebagai salah satu tempat praktik Kursus Mahir Lanjutan (KML) pembina Pramuka yang digelar oleh Kwarcap Pramuka Kota Yogyakarta. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - VIRAL Tepuk Pramuka Berbau SARA, Ada Yel-yel Islam Islam Yes, Kafir-kafir No, Begini Kata Sri Sultan

Sejumlah orangtua murid di SD Negeri Timuran Yogyakarta protes adanya yel-yel yang menyebut kata-kata kafir.

Bahkan ketika yel-yel itu diunggah ke media sosial sempat menjadi perbicangan banyak orang dan menjadi viral.

"Saya kaget karena di akhir tepuk kok ada yel-yel Islam Islam yes, kafir-kafir no. Spontan saya protes dengan salah satu pembina senior. Saya menyampaikan keberatan dengan adanya tepuk itu, karena menurut saya itu mencemari kebinekaan Pramuka," ujar salah satu orang wali murid berinisial K, Senin (13/1/2020).

Usai kejadian tersebut, salah satu pembina melakukan permohonan maaf dan berjanji akan berbicara dengan oknum pembina tersebut.

Jadwal Hari ke-2 Indonesia Masters 2020- 15 Wakil Indonesia Siap Berjuang, Marcus/Kevin & Jojo Main!

Istri Ahmad Dhani Mulan Jameela Bantah Terlibat Investasi Bodong MeMiles, Eka Deli, Ello dan Judika?

Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Ditangkap Polisi, Sebar Berita Bohong & Manipulasi Sejarah

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri Timuran Esti Kartini, mengaku baru tahu kejadian tersebut setelah viral di media sosial.

Esti lalu menjelaskan, sekolahnya saat itu memang menjadi tempat praktik Kursus Mahir Lanjutan (KML) Pembina Pramuka.

"SD Timuran hanya ketempatan untuk praktik KML dari Kwarcab," tegas Esti.

Sri Sultan Menyesalkan

Kasus oknum pembina Pramuka di SD Negeri Timuran yang mengajarkan tepuk pramuka atau yel-yel berbau SARA, mendapat sorotan sejumlah tokoh.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hameng Kubuwono X, secara tegas menyesalkan kejadian tersebut terjadi di Indonesia, khususnya di Kota Pelajar, Yogyakarta.

"Tidak betul itu, tidak tempatnya di situ dan tidak boleh mengatakan seperti itu. Di Indonesia tidak ada kafir," ujar Sri Sultan seusai menghadiri acara dialog kebangsaan di Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (14/1/2020).

Sementara itu, di tempat yang sama, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, juga angkat bicara terkait kasus tersebut.

"Merendahkan keberagaman dan keberagamaan. Ya itu tanggapan saya," ujarnya, Selasa (14/1/2020).

Mahfud juga berharap, kasus tersebut mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah. Pasalnya, yel tersebut berpotensi merusak keutuhan bangsa dan negara.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved