Berita HSS
Pasokan LPG 3 Kilogram di HSS Lancar, Tetapi, Harga Masih di Atas HET
Wacana penghapusan elpiji 3 kilogram bersubsidi, atau elpiji melon, belum berpengaruh terhadap ketersediaannya di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Wacana penghapusan elpiji 3 kilogram bersubsidi, atau elpiji melon, belum berpengaruh terhadap ketersediaannya di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Sebab, sejauh ini, tidak ada aksi peningkatan pembelian, baik oleh pengecer maupun konsumen.
Penelusuran banjarmasinpost.co.id, Jumat (24/1/2020) di sejumlah kios di kawasan jalan Aluh Idut dan Kandangan Hulu, rata-rata memiliki stok yang cukup.
“Pasokan dari pangkalan lancar saja. Hanya saja, harganya saja yang naik. Dulu kami bisa menjual Rp 25 ribu per tabung, sekarang menjadi Rp 28 ribu,”ungkap Mama Idang, yang berwarung di seblah kios saudaranya, yang menyediakan elpiji bersubsidi tersebut.
Dijelaskan, sesuai harga eceran tertinggi, elpiji melon harganya di bawah 20 ribu. Namun, yang sampai ke tangan konsumen di atas Rp 25 ribu.
• Foto Pakaian Mulan Jameela Saat Rapat DPR Jadi Sorotan, Eks Duet Maia Estianty Malah Dibilang Begini
• Tabiat Teddy & Lina, Mantan Istri Sule Dibongkar Tetangga, Ibu Rizky Febian & Delina Dibilang Begini
• Dijadikan Tempat Praktik Prostitusi Online oleh Enam ABG, Pengelola Hotel di Banjarbaru Kena Tegur
• Lezatnya Kuliner Kawasan Bawah Jembatan Banua Anyar, Masakan Banjar Tersedia Disini
“Di Pangkalan saja, harga sudah Rp 25 ribu per tabung,”ungkapnya.
Pemilik warung sederhana kopi dan rujak tersebut mengaku, menggunakan gas tabung melon tersebut, untuk keperluan usaha kecilnya.
Dia berharap, elpiji bersubsidi ini tidak dicabut pemerintah pusat, karena masih dibutuhkan pemilik usaha kecil.
“Kalau sering salah sasaran, harusnya yang dibenahi sistem distribusinya yang harus diawasi, agar tak ada orang kaya ikut membeli,”katanya.
Mengenai pembatasan pembeli elpiji 3 kilogram hanya boleh dibeli warga miskin, seperti halnya di Banjarmasin, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan HSS Afif Bizri, dikonfirmasi banjarmasinpost.co.id, Jumat (24/1/2020) menjelaskan, di HSS baru ada surat edaran Bupati, yang mengimbau PNS Pemkab HSS agar tak membeli elpiji bersubsidi tersebut, dan membeli elpiji isi 5,5 kilogram.
Surat edaran tersebut sudah dikeluarkan sejak 2018, dengan tujuan agar para PNS memberikan contoh dan teladan kepada masyarakat, agar tak ikut mengambil hak masyarakat miskin. Mengenai ketersediaan pasokan, menurut Afif hingga kini masih stabil, karena koutanya sudah ditetapkan Pertamina.
“Kalau ada masalah, paling di pendistribusian, kendala ombak dan hal lainnya,”jelasnya.
Sedangkan harga rata-rata bahan bakar gas per 1 Januari sampai 24 Januari 2020, hasil pemantauan Dinas Perdagangan, Rp 150 ribu untuk tabung 12 kilogram, Rp 75 ribu untuk tabung isi 5,5 kilogram dan Rp 25 ribu untuk tabung isi 3 kilogram atau elpiji bersubsidi.
Mengenai jumlah agen dan pangkalan, Disdag belum melakukan update 2020. Namun, berdasarkan data 2029, ada lima agen dan 167 pangkalan.
“Hasil rapat dengan perwakilan Pertamina, tahun 2019 tercatat, sebaran pangkalan belum merata.
• Kesan Tak Baik Aurel Hermansyah ke Atta Halilintar Saat Pertama Bertemu, Putri Krisdayanti Sebut Ini
• Toko Onderdil di Binuang Terbakar, Asal Api Diselidiki
• NEWS VIDEO: Gua Limbuhang Haliau, Objek Wisata Unggulan di Kabupaten HST
Contohnya di wilayah Daha, masih sangat minim. Kami sudah sarankan dilakukan pemerataan, kepada pihak Pertamina,”kata Afif.
Sementara, warga Daha Utara, Fansyah mengakui, harga elpiji di wilayah Daha lebih mahal, ketimbang di Kandanga, yaitu Rp 30 ribu untuk isi tabung 3 kilogram.
“Pasokannya ada saja, tapi harga lebih mahal dari HET,”ungkapnya. (banjarmasinpost.co.id/hanani)