Berita Balangan

Menurut Psikolog Ini, Pengakuan Sebagai Juru Selamat Merupakan Bentuk Delusi Messianic

Dalam pandangan psikologi, kemunculan seseorang yang mengaku-ngaku sebagai nabi adalah pembicaraan seputar “normal atau tidak normalnya”.

Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Alpri Widianjono
ISTIMEWA
Psikolog yang juga dosen PsikologI di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB), Dyta Setiawati Hariyono 

Dalam DSM IV, para psikolog Amerika yang tergabung dalam APA (American Psychologist Association) menambahkan satu tipe delusi lagi, yaitu apa yang disebut dengan delusi mesianik. 

Sesuai dengan namanya, mesianik berasal dari kata mesias, mesiah, al-masih, yang berarti juru selamat. 

Seperti pada kasus munculnya nabi palsu yang sekarang viral di medsos ini adalah salah satu contohnya.

Mengaku seorang nabi karena memiliki keyakinan sebagai seorang juru selamat yang hadir ke muka bumi guna menyelamatkan segenap umat manusia dan memerintahkan orang non-muslim masuk ajaran agama Islam. 

Kemungkinan penyebab utamanya hal ini terjadi ialah adanya konflik moral yang sangat berat dalam diri individu. 

Akar dari konflik moral ini ialah hubungan kasih sayang seseorang. 

Konflik moral ini sebagai suatu krisis identitas yang kemudian berujung pada keyakinan bahwa nilai-nilai atau norma-norma agama lama yang dulu dipegang erat tak akan bertahan lama. 

Konflik moral menuntut tanggung jawab, yang lalu diselesaikan melalui delusi mesianik, sSehingga membuat individu tersebut menobatkan dirinya sebagai penyelamat umat atau nabi. (Banjarmasinpost.co.id/ Isti Rohayanti) 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved