Berita HST
Diguyur Hujan, Riam Bejandik Naik 1,5 Meter, Rata-Rata Ketinggian Air Sungai di HST Naik Segini
Setelah diguyur hujan lebat pads Jumat (7/2/2020) dini hari hingga siang debit air sungai di Kabupaten Hulu Sungai Tengah kembali naik.
Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Setelah diguyur hujan lebat pads Jumat (7/2/2020) dini hari hingga siang debit air sungai di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kembali naik.
Tak tanggung-tanggung, ketinggian air rata-rata mencapai tiga meter. Padahal, sebelumnya ketinggian air sungai sempat turun hingga satu meter pada Kamis (6/2/2020).
Air sungai juga sempat naik pada Rabu (5/2/2020). Ketinggiannya mencapai dua meter. Artinya ketinggian air bertambah pada Jumat ini.
Kepala Desa Baru Kecamatan Batu Benawa, M Arsyad, juga memantau ketinggian air sungai di desanya.
• Buka Expo Hari Pers Nasional, Wagub Rudy Resnawan Minta Pers Promosikan UMKM Kalsel
• Kedapatan Bawa Dua Paket Sabu, Pria Ini Diamankan Satresnarkoba Polres Kapuas
• BPost Boyong Penghargaan IPMA dan IYRA 2020, Koran Terbaik Regional Kalimantan
• Ari Lasso Tertawakan Ahmad Dhani Karena Hal ini, Bukan Soal Maia Estianty & Mulan Jameela.
Ketinggian air di Lokasi Wisata Riam Bejandik misalnya mencapai 1,5 meter dari ketinggian normal.
Meski naik, bebernya, belum berdampak pada warga yang tinggal di bantaran sungai.
"Naik tapi belum sampai meluap," ujarnya.
Begitu pun warga Waki Kecamatan Hantakan Udin, mengaku air sungai meninggi diikuti dengan limbah ranting yang larut di sungai.
"Belum ada luapan masih aman," katanya.
Sementara itu, warga Bukat, Ipah, mengaku sudah bersiap. Mengingat debit air sungai Barabai kembali meningkat.
"Belum meluap dan banjir. Tapi saya harus waspada. Ini sambil memantau dan berkomunikasi dengan teman di Hantakan. Katanya di sana air tinggi," ujarnya.

Di Hantakan Naik Tiga Meter
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) HST, Budi Haryanto, mengungkapkan kenaikan air sungai di Kecamatan Hantakan mencapai tiga meter
Dampaknya, sungai Barabai terancam meluap. Meski meninggi di Sungai Barabai, air sungai belum meluap dan menyentuh pemukiman penduduk.
Jika air meluap ada kemungkinan Barabai akan banjir. Apalagi jika kondisi sungai bawah penuh dan drainase tersumbat, ia tak menutup kemungkinan akan terjadinya banjir.
"Sejauh ini masih aman. Saya memantau di beberapa titik, Riam Bejandik masih aman," katanya.
Ia berharap tak ada lagi guyuran hujan di HST agar musibah banjir dapat dihindari.
Selain itu, BPBD HST juga sudah dibekali dengan simulasi penanganan bencana belum lama tadi.
Menurut Budi, dengan simulasi itu akan membantu jika terjadi peningkatan debit air yang signifikan.
"Semua elemen baik TNI, Polri, Tagana, Orari, BPBD, dan aparat kecamatan dan desa hingga saat ini saling memantau situasi di lapangan dan kami saling bertukar informasi. Informasi yang saling diberikan yakni berupa perkembangan peningkatan debit air dan perkembangan kondisi alam. Ini memudahkan penanggulangan bencana,"katanya.
• Sosialisasikan Virus Corona, KSOP Bahas Kapal-Kapal China Loading Batubara di Tabunio
• Posisi Zaskia Gotik di Mata Kriss Hatta Akhirnya Diungkap, Mantan Vicky Prasetyo Disebut Spesial
• VIRAL, Potongan Film Captain America Civil War Beredar, Ternyata Ray Sahetapy Benar-benar Syuting

Menurutnya, komunikasi dan koordinasi penting untuk peningkatan kesiapsiagaan dan antisipasi kondisi darurat.
Dicontohkannya, jika air sungai di daerah Hantakan meluap. Sekitar lima jam air tersebut akan sampai ke Kota Barabai.
"Dengan adanya sistem kewaspadaan dini dan informasi yang cepat dan tepat masyarakat di wilayah Kota Barabai sudah dapat mengantisipasi kapan harus evakuasi atau mengungsi," pungkasnya. (banjarmasinpost.co.id/eka pertiwi)