HPN 2020
HPN 2020: Pers Jadi Ujung Tombak Tangkal Hoax, Presiden Singgung Regulasi Digital Media
Presiden RI, Joko Widodo menghadiri acara Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di halaman Setdaprov Kalsel, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (8/2/2020).
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Presiden RI, Joko Widodo menghadiri acara Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di halaman Setdaprov Kalsel, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (8/2/2020).
Presiden mengemukakan, terlebih dahulu menghadiri Hari Pers Nasional sebelum ke Canberra, Australia.
"Saya usahakan saya hadir. Satu kali saya sempat tak hadir dan saya kapok," kata Joko Widodo.
Dalam sambutan, Jokowi mengucapkan selamat kepada Insan pers dan menyampaikan pesan penting di mana pers harus konsisten menjaga kondusif negara dan menjadi ujung tombak melawan hoax.
"Karena pers secara konsisten telah mewartakan memberi dukungan memberi masukan baik pedas setengah pedas atau biasa. Pers adalah pilar demokrasi keempat, Pers berperan besar menjaga keadaan kondusif," kata Jokowi.
• Orang Ketiga di Antara Syahrini - Reino Barack Akan Muncul Disebut Sosok Ini, Singgung soal Mantan
• Sikap Maia Estianty pada Putri Mulan Jameela & Ahmad Dhani, Safeea di Postingan Dul Jaelani Disorot
• Puncak Hari Pers Nasional, Presiden Jokowi Tanam Pohon Mersawa
Jokowi mengatakan dukungan pers bisa dimaksimalkan lagi dalam menjaga kondusifitas negara pada Pemilukada.
Juga seperti pemberitaan ancaman virus corona, peran pers sangat membantu memberikan informasi yang jernih tidak menambah kepanikan apalagi informasi yang salah.
Pers menjadi ujung tombak melawan penyakit kekacauan informasi dan memerangi hoax.
"Selama ini Pers adalah tangan saya, yang selalu mewartakan agenda besar bangsa indonesia dan menciptakan optimisme bangsa sehingga masyarakat menjadi sehat. Masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang mendapat informasi yang sehat dan baik," kata Jokowi.
Guna menuju masyarakat yang sehat itu, diperlukan jurnalisme dan ekosistem yang baik.
"Perlu industri pers yang sehat," kata presiden.
Presiden mendapat masukan, platform digital yang aturan regulasinya belum ada dan sangat "menjajah" dunia pers di Indonesia.
"Tadi malam saya berbincang dengan para Pimred, dan kesimpulannya saya minta untuk segera ada regulasi yang melindungi dan memayungi agar jangan sampai diambil digital dari luar, pajak tidak bayar, aturan main tidak ada. Yang ambil dan dapat keuntungan iklan adalah dari luar. Ada Capital Outflow (modal yang mengalir keluar dari ekonomi tertentu). Ini segera perlu diatur semua, " tandas Jokowi.
Ditegaskannya, saat ini pemerintah untuk mewujudkan Indonesia maju, sudah dan akan menyederhanakan regulasi yang bisa menghambat investasi.
Jokowi juga menyinggung soal omnibus law hingga hilirisasi, dan industrialisasi, serta pemindahan ibu kota negara.