Selebrita
Sentilan Ustadz Abdul Somad pada Sunda Empire & King of The King, UAS Sebut Soal Soekarno
Sentilan Ustadz Abdul Somad terkait Sunda Empire dan King of The King muncul. UAS juga menyebut soal Presiden Soekarno.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Sentilan Ustadz Abdul Somad terkait Sunda Empire dan King of The King muncul. UAS juga menyebut soal Presiden Soekarno.
Akhir-akhir ini, muncul fenomena kerajaan seperti Sunda Empire dan King of The King. Hal ini juga disoroti Ustadz Abdul Somad.
Ustadz Abdul Somad mengatakan, tak ada orang Melayu gila-gila jadi sultan.
Hal itu karena orang Melayu sudah lama jadi sultan.
• Viral Video Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo Joget Any Song Challenge ala Boyband
• Kepala Baim Wong Dilempar Benda Ini oleh Paula Verhoeven, Murka Imbas Video TikTok Bareng Kiano
• Sinopsis Angels & Demons Dibintangi Tom Hanks & Ewan McGregor, Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini
"Sekarang muncul orang-orang gila, Sunda Empire-lah, King of The King lah. Saya nengok ini mau muntah saya," katanya.
"Saya kalau jumpa, mau saya antokkan aja kepalanya ke tiang," ungkap UAS.
"Kami yang punya peradaban ini. 70 tahun lalu nenek moyang kami punya peradaban. Sudah kami serahkan semuanya," tegas UAS.
Bukan cuman kekuasaan yang diserahkan.
"Tapi juga 11 juta gulden uang emas diserahkan Sultan Syarif Qamis II, Sultan Siak terakhir kepada insinyur Soekarno untuk perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia," jelasnya.
Hal itu disampaikan Ustadz Abdul Somad saat kuliah umum di STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, dengan tema Membangun Perdaban Islam di Era 4.0.
Pada kesempatan itu, UAS mengungkapkan, beberapa peradaban tua di dunia.
Satu di antaranya China yang dari Yunnan kemudian turun ke Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand hingga ke peradaban Melayu di Sumatera.
UAS mengatakan, dirinya mengawali pembicaraan dengan peradaban dahulu, supaya generasi ini mengerti bahwa kita ini hebat, besar dan kaya.
"Jangan sampai orang mengira nenek moyang kita ini turun dari pokok kayu. Kita bukan keturunan monyet. Kita bangsa hebat, kita bangsa yang besar. Tapi peradaban masa lalu sudah selesai.
Sekarang kita bangun peradaban baru. Peradaban di era modern. Tapi peradabannya musti mengakar ke bawah, berpucuk ke atas.