Berita Banjarmasin
Tiru Budaya di Jepang, Dinkes Bakal Larang Perawat Gunakan Ponsel Saat Bekerja
larangan budaya memegang atau memainkan ponsel saat bekerja bagi para tenaga kesehatan itu bahkan telah tercermin di Jepang.
Penulis: Ahmad Rizky Abdul Gani | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Kesehatannya berencana akan mempererketat sistem kerja perawat di rumah sakit dan puskesmas di kota Banjarmasin.
Bercermin dari budaya melayani para tenaga kesehatan di Jepang, adapun salah satu pengetatan yang ingin diterapkannya tersebut yakni pelarangan penggunaan ponsel saat bekerja.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Machli Riyadi pun tidak menampik hal itu.
Menurutnya larangan budaya memegang atau memainkan ponsel saat bekerja bagi para tenaga kesehatan itu bahkan telah tercermin di Jepang.
• Batalnya Program Bayi Tabung Zaskia Sungkar dan Irwansyah di Belanda, Sobat Laudya Cynthia Pilih Ini
• Ucok Baba Kini Jualan Durian, Sahabat Dik Doang Pilih Berdagang karena Ini
• Serasa Negeri di Atas Awan, Begini Penampakan Keindahan Puncak Tahura Sultan Adam Mandiangin
• Bisa Lihat Rusa Sambar, Beri makan Menjangan di Tahura Sultan Adam Mandiangin cuma Rp 3000
Sebelum bekerja di sana mereka biasanya menyetorkan atau menyimpannya ke masing-masing loker. Ponsel biasanya akan bisa diambil terkecuali masing-masing perawat sudah menunaikan kewajibannya.
" Ya, boleh diambil itu pun di saat pekerjaan mereka sudah selesai. Berbeda dengan kita (perawat di kota Banjarmasin) terkadang sebagian masih ada yang terlihat memainkan bahkan sering kali sangat susah lepas dari handphone," jelasnya.
Selain itu tambah Machli yang juga patut ditiru dari hasil studi pihaknya bersama DPRD dan Wali Kota Banjarmasin ke Kaikoukai Healthcare Corp Nagoya, Jepang lalu adalah sikap para perawat di sana yang sangat memegang budaya melayani berkarakter. Hampir seluruh pasien mereka layani dengan sepenuh hati.
" Sehingga meski secara varian pelayanan di dunia kesehatan di Jepang sangat maju, namun mereka tetap tidak mengenyampingkan dalam hal budaya melayani pasien yang baik dan sepenuh hati, " jelasnya.
Tidak terkecuali dalam hal kebersihan, menurut Machli Kaikoukai Healthcare Corp Nagoya juga sangat memperhatikan dalam hal kebersihan.
Sehubung itupula, Machli berharap dengan kunjungan yang pihaknya lakukan beberapa waktu yang lalu, ke depan kian menjalin kerjasama yang baik antara pemerintah kota Banjarmasin dengan Jepang.
Sedangkan salah satu bentuk kerja sama yang akan pihaknya realisasi ke depan itu yakni berupa pengiriman tenaga kesehatan ke Jepang untuk dimagangkan.
" Iya. Karena memang mereka juga memerlukan sebanyak 5.000 lebih tenaga perawat dari Banjarmasin untuk dimagangkan ke sana, khususnya D3 dan S1 Keperawatan ya," jelas Machli.
Disinggung kemana perawat tersebut akan ditempatkan, Machli juga mengatakan diantaranya rumah sakit dan panti jompo atau rumah lansia (lansia) .
Karena di Jepang sangat banyak keberadaan warga yang tengah lansia. Sedangkan mereka yang berdiam di rumah khusus, masih mengalami kekurangan terhadap tenaga keperawatan.
" Makanya, kekurangan perawatnya itu yang menjadi problem mereka," jelasnya.