Wabah Virus Corona
Tujuh Dokter Meninggal Dunia karena Virus Corona di Indonesia, 1 dari RS Hasan Sadikin Bandung
Gra-garacovid-19, 7 dokter di indonesia meninggal dunia terdampak wabah virus corona
BANJARMASINPOST.CO.ID – Paramedis menjadi orang yang rentan terinfeksi virus corona, bahkan membawa kematian. Kini sudah 7 dokter di Indonesia meninggal karena covid-19.
Sebelumnya 6 dokter di Indonesia meninggal dunia karena virus corona, terbaru satu lagi dokter meninggal dunia karena virus covid-19 dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSHS Bandung, drg M Kamaruzzaman menyampaikan dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Kamis (26/3/2020).
"Satu pasien 57 tahun meninggal dunia. Yang bersangkutan seorang dokter yang pernah bekerja di salah satu rumah sakit umum pemerintah di Jabar," kata Kamaruzzaman.
Dijelaskan, pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di RSHS Bandung saat ini bertambah tujuh pasien, sehingga total seluruh PDP sebanyak 31 pasien.
• Pesan Terakhir Pasien Virus Corona di RSUD Kabupaten Tangerang, Titip Pesan ke Jokowi dan Terawan
• Cerita Wakil Wali Kota Bandung saat Jalani Isolasi Covid-19, Yana: Penyembuhan Corona Sangat Berat
• Via Vallen Rasakan Tubuhnya Seperti Dibanting ke Lantai, Pedangdut Ini Khawatir Terinfeksi Covid-19
• Jeritan Bilqis Dipaksa Ayu Ting Ting Tuai Sorotan, Kesakitan Lakukan Gerakan Demi Cegah Corona
• UPDATE CORONA KALSEL: Jumlah PDP dan ODP Bertambah, PDP Terbanyak Masih Asal Banjarmasin
"Dari 31 kasus PDP ini yang terkonfirmasi (positif) Covid-19 bertambah enam orang, sehingga total positif yang dirawat hari ini 16 orang," kata Kamaruzzaman.
Pasien positif corona ini terdiri dari sembilan pasien pria dengan umur 24, 32, 40, 43, 49, 53, 53, 57 dan 61 tahun, serta tujuh pasien perempuan yang berumur 30, 39, 43, 57, 59, 61, dan 67 tahun.
Salah satu pasien perempuan positif corona berumur 57 tahun yang merupakan dokter ini telah dinyatakan meninggal dunia.
Sementara kasus orang dalam pemantauan(ODP) sampai saat ini bertambah enam orang, sehingga total kasus ODP sampai saat ini berjumlah 261 orang.
Sebelumnya, Persatuan Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) umumkan sudah ada tujuh dokter yang meninggal dalam menjalankan tugasnya selama pandemi virus corona (COVID-19) di Indonesia.
Tujuh nama dokter tersebut adalah:
1. dr. Hadio Ali, SpS,
2. dr. Djoko Judodjoko Sp.B,
3. dr. Laurentius P. Sp.Kj,
4. dr. Adi Mirsaputra SpTHT,
5. dr. Ucok Martin SpP,
6. dr. Tony D. Silitonga, dan
7. Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MSHC.

Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih menyebutkan hanya dr.Tony D Silitonga saja yang meninggal bukan karena terpapar COVID-19.
Almarhum yang bertugas sebagai Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bandung Barat sekaligus sebagai Satgas Tim Penanggulangan COVID-19 mengalami gangguan jantung akibat kelelahan.
Di hari-hari terakhirnya ia sibuk mempersiapkan fasilitas kesehatan khususnya di wilayah Bandung Barat agar siap terhadap ancaman COVID-19 dan juga memberikan edukasi secara luas kepada masyarakat untuk mencegah COVID-19.
"Yang karena gangguan jantung akibat kecapekan dr. Toni D. Silitonga, beliau kecapekan melaksanakan tugas di Dinkes Bandung sebagai PIC penanganan COVID-19 di daerahnya," ungkap Daeng kepada Tribunnews.com, Senin (23/3/2030).
Sementara enam dokter lainnya meninggal karena terpapar COVID-19, virus yang saat ini sudah menyebar hingga ke 20 provinsi di Indonesia.
"Yang lain terpapar COVID-19, termasuk dokter Prof Bambang yang hari ini meninggal karena juga terpapar COVID-19," kata dr. Daeng.
Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna, MHSc (Guru besar Epidemiologi FKM UI), meninggal di RS Persahabatan pagi ini jam 08.30 WIB.
Telah dikonfirmasi dengan RS Persahabatan, dokter Bambang PDP Covid-19.
Terakhir mendiang Prof. Bambang memberikan kuliah jarak jauh dengan mahasiswa pada hari Sabtu, 21/3/2020, selama perkuliahan tidak berhenti batuknya.
IDI pun menyatakan duka cita kelihangan anggota-anggota IDI dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini.
"PB IDI berduka cita amat dalam atas wafatnya sejawa-sejawat anggota IDI sebagai korban pandemi COVID-19. Semoga apa-apa yang menjadi perjuangan para sejawat kita diterima oleh Allah SWT dengan limpahan pahala yang Mulia. Untuk keluarga yang dtinggalkan semoga diberi kekuatan, keikhlasan atas musibah ini," tutur Daeng.
Sebelumnya salah seorang dokter senior, Djoko Judodjoko, dilaporkan meninggal dunia pada Sabtu (21/3/2020), yang juga terpapar virus Corona.
Meninggalnya dokter bedah dari Universitas Indonesia (UI) ini disampaikan dr Pandu Riono melalui akun Twitter pribadinya.
Menurutnya, dr Djoko terinfeksi Corona akibat minimnya alat medis (APD) di rumah sakit tempat dia bertugas.
Dengan meninggalnya dr.Djoko Judodjoko, dilaporkan menambah jumlah dokter yang diduga meninggal akibat virus Corona.
Kini enam dokter yang dikabarkan telah meninggal dunia akibat terpapar virus Corona atau COVID-19.
Jokowi Beri Insentif Tenaga Medis di Daerah Tanggap Darurat COVID-19 Mulai Rp 5-15 Juta
Presiden Jokowi meninjau langsung rumah sakit darurat Corona di eks Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020).

Saat meresmikan Rumah Sakit Darurat COVID-19, Jokowi juga menyinggung soal insentif untuk petugas medis di rumah sakit yang masuk tanggap darurat.
Kepada pers, Jokowi mengatakan sejumlah kebijakan pemerintah yang diambil untuk menanggulangi penyebaran Corona.
Diantaranya memberikan insentif kepada tenaga medis yang berjuang di garis depan menghadapi Corona.
"Kemarin kita rapat dan telah diputuskan oleh menteri keuangan," ujar Jokowi.
Diputuskan diberikan insentif kepada tenaga medis dan berlaku hanya untuk daerah yang telah dinyatakan tanggap darurat.
Adapun rincian insentif kepada para tenaga medis yang disampaikan presiden adalah:
1. dokter spesialis Rp 15 juta
2. dokter umum dan dokter gigi Rp 10 juta
3. perawat Rp 7,5 juta
4. tenaga medis lainnya Rp 5 juta
5. Insentif berupa santunan kematian tenaga medis Rp 300 juta
Jokowi memastikan rumah sakit darurat corona (Covid-19) di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta sudah bisa digunakan pada Senin (23/3/2020) sore nanti.
"Kita harapkan, nanti sore ke rumah sakit darurat untuk corona ini telah bisa dipakai," kata Jokowi.
Meski demikian, Jokowi berharap RS yang telah menjadi rujukan tetap digunakan untuk menangani pasien virus corona.
"Rumah sakit yang ada yang telah kita siapkan jauh hari sebelumnya telah bisa melaksanakan penanganan virus Corona ini," ucap Jokowi.
Nantinya, kata Presiden, RS darutat corona ini bisa menampung 3000 pasien dengan fasilitas ruangan isolasi yang baik.
"Untuk 3000 pasien dengan wilayah ruang yang telah ditata dengan sebuah manajemen yang baik," jelasnya.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan semua sudah siap untuk Rumah Sakit Darurat COVID-19.
"Semua harus siap di sini. Meyakinkan masyarakat untuk bisa tenang. Di sini sudah ada ruang isolasi, Ada 3.000 bed untuk menampung," kata Jokowi.
Karena sudah diklaim siap maka hari ini Rumah Sakit Darurat COVID-19 akan dipakai pada sore hari.

"Saya sudah mengecek kesiapan wisma atlet yang akan dipakai untuk persiapan penanganan virus COVID-19, " kata Jokowi.
Wisma Atlet Kemayoran ini berkapasitas 24.000 orang.
Dari 4 tower yang sudah disiapkan untuk 3000 pasien dengan wilayah ruang telah tertata baik untuk pasien, dokter, paramedis dengan manajemen ruang berbeda.
"Sarana prasaran sudah siap baik ventilator, APD siap sehingga sore ini rumah sakit darurat untuk. corona bisa dipakai," kata Jokowi.
Namun Jokow berharap Rumah Sakit Daruta COVID-19 ini tidak jadi dipakai.
"Saya berharap rumah sakit darurat corona ini tidak digunakan. Artinya rumah sakit yang ada sekarang ini sudah cukup menangani virus corona ini." imbuh Jokowi.
Berikut pembagian tower untuk penanganan pasien COVID-19:
Tower 1 akan dipakai sebagai Tugas Gugus COVID-19 bersama dengan tim relawan untuk menangani pasien.
Tower 3 menjadi markas tim medis
Tower 6 dan 7 dipakai untuk pasien COVID-19 dirawat, baik pasien dalam pengawasan (PDP) atau orang dalam pemantauan (ODP).
Saat ini sudah ada 2500 ranjang perawatan. Sehingga pasien yang dirawat di rumah sakit ini untuk pasien yang gejala ringan dan pasien yang sudah mendapat rujukan dari rumah sakit yang sudah ditunjuk sebagai rujukan.
Ruang isolasi rumah sakit darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran
Ruang isolasi rumah sakit darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran (Kompas TV)
Diketahui Wisma Atlet ini memang tidak diperuntukan rumah sakit. Namun pemerintah sudah melakukan renovasi beberapa kali sehingga sekarang kondisinya sama dengan rumah sakit.
Komandan Satuan Tugas Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Brigjen Agus Hermawanto, Wisma Atlet Kemayoran itu sudah disediakan ruang IGD, ruang isolasi, ruang relaksasi bagi pasien dan tim medis yang menangani.
Juga dengan APD bagi tim medis juga sudah disiapkan
Ada 50 bed yang disiapkan di tower 7 untuk IGD. Lau ada 20 bed ranjang perawatan di ICU untuk tekanan negatif. ada 80 bed HCU dengan tekanan negatif.
Serta 1700 ranjang buat pasien yang akan dirawat lebih lanjut.
Di tower 7 disediakan ruang relaksasi berada di lantai 3 untuk para pasien dan tim medis.
Tim medis sudah siaga dari Kementerian Kesehatan, BUMN, TNI, dan tim relawan.
Sedangkan Alat Pelindung Diri (APD) sudah disiapkan sebanyak 10.000 unit.
Dan akan datang lagi sebanyak 45.000 APD buat tim medis.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Satu Lagi Dokter Meninggal Dunia karena Virus Corona, Kali Ini Dokter di RS Hasan Sadikin Bandung