Wabah Virus Corona

Akses ke Mekkah dan Madinah Ditutup Total, Warga Tak Berani Keluar Rumah

Akses ke Mekkah dan Madinah ditutup total. Pemerintah Arab Saudi menetapkan jam malam selama 24 jam di sana..

(ANTARA FOTO/HANNI SOFIA)
Akses ke Mekkah dan Madinah ditutup total. Pemerintah Arab Saudi menetapkan jam malam selama 24 jam di sana. Umat Muslim berdoa saat melaksanakan wukuf di Jabal Rahmah, Padang Arafah, Arab Saudi, Sabtu (10/8/2019). Jemaah haji dari seluruh dunia mulai berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf yang merupakan puncak ibadah haji. 

Editor: Anjar Wulandari

BANJARMASINPOST.CO.ID, MEKKAH - Akses ke Mekkah dan Madinah ditutup total atau lockdown. Pemerintah Arab Saudi menetapkan jam malam selama 24 jam.

Kebijakan ini diambil sebagai upaya mengatasi wabah virus corona. Warga pun tak ada yang berani keluar rumah, jika tidak penting. Mereka memang diminta melakukan karantina di rumah masing-masing.

Akan tetapi Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menetapkan pengecualian. Bagi para pekerja di sektor penting saat ini dan penduduk yang membeli makanan serta mengakses perawatan medis tetap dibolehkan beraktivitas.

Aturan baru ini juga berlaku untuk kendaraan. Tiap mobil hanya boleh membawa satu penumpang.

Upaya ini melanjutkan aturan-aturan sebelumnya yakni menghentikan penerbangan internasional, menangguhkan umrah sepanjang tahun, menutup sebagian besar tempat umum, dan sangat membatasi pergerakan warga.

Dilansir dari Aljazeera, pada Selasa (31/3/2020) Menteri Haji dan Umrah Mohammed Saleh Benten, meminta umat Islam untuk menunggu pengumuman lebih lanjut tentang ibadah haji yang dijadwalkan pada akhir Juli.

Sekitar 2,5 juta umat Islam biasanya berbondong-bondong ke Mekkah dan Madinah untuk melaksanakan ibadah haji.

Kota Mekkah dan Madinah Ditutup, Korban Virus Corona di Arab Saudi Bertambah, Persiapan Haji Ditunda

2 Skenario Ibadah Haji 2020 di Tengah Pandemi Virus Corona Disiapkan Kemenag, Tergantung Arab Saudi

Momen rutin tahunan itu juga menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi Kerajaan Arab Saudi.

Namun, sejak virus corona mewabah, akses keluar masuk Riyadh, Mekkah, Madinah, dan Jeddah sekarang juga terbatas.

Beberapa permukiman di Mekkah dan Madinah sudah di-lockdown secara penuh, setelah sebelumnya diterapkan jam malam mulai pukul 3 sore sampai 6 pagi.

Hingga Jumat (3/4/2020) Arab Saudi telah mencatatkan 1.885 kasus virus corona dengan 21 korban meninggal, terbanyak di antara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang beranggotakan 6 negara.

Penutupan akses selama 24 jam di Mekkah dan Madinah adalah pembaruan dari aturan yang diterapkan sebelumnya. Pada 25 Maret, Raja Salman menerapkan jam malam mulai pukul 15.00, dari yang sebelumnya pukul 19.00 waktu setempat.

Negeri Petrodollar itu sebelumnya menerapkan jam malam mulai Senin (23/3/2020) selama 21 hari, setelah adanya lonjakan kasus virus corona Covid-19.

Lalu, kematian kedua yang merupakan warga asing berusia 46 tahun di Mekkah membuat Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan kebijakan lebih ketat.

Peraturan ini mengubah ritme kehidupan sehari-hari di negara berpenduduk sekitar 30 juta orang itu. Sebelumnya, pertemuan larut malam di kedai kopi atau di rumah adalah hal biasa, tetapi sekarang tidak bisa dilakukan.

Seiring dengan adanya kematian kedua akibat Covid-19 di Arab Saudi, diumumkan pula lockdown di Riyadh, Mekkah, dan Madinah.

Akses keluar masuk ditutup di tiga kota tersebut, sedangkan pembatasan perjalanan juga dilakukan pada 13 wilayah lainnya.

Lockdown diumumkan pada Rabu (25/3/2020) dan telah disetujui oleh Raja Salman. Jam malam juga dimajukan mulai pukul 15.00, dari yang sebelumnya pukul 19.00 waktu setempat.

Salah seorang warga dari Turki bernama Nasif Erisik, yang bermain kartu hampir setiap malam dengan teman-teman di salah satu rumah mereka, mengatakan, dia dan teman-temannya kini bermain secara online.

Pihak berwenang mengatakan, para pelanggar akan didenda atau dipenjara. Kasus kematian pertama Covid-19 di Arab Saudi diumumkan pada Selasa (24/3/2020). Berdasarkan keterangan kementerian kesehatan, korban meninggal adalah warga Afghanistan.

Dia mengembuskan napas terakhir di Madinah. Raja Salman menyatakan bahwa kerajaannya bakal menghadapi "pertarungan lebih sulit". Sebab, selain wabah corona, mereka juga dihantam penurunan harga minyak.

Pihak kerajaan menyatakan, mereka bakal mengucurkan paket stimulus besar, yakni sebesar 120 miliar riyal, sekitar Rp 526,8 triliun. Selain itu, Riyadh dilaporkan juga berencana mengajukan pinjaman yang total nilainya mencapai 50 persen dari GDP negara. Larangan ataupun paket stimulus juga diberlakukan negara lain di kawasan Teluk, setelah 2.100 kasus Covid-19 ditemukan di kawasan tersebut.

Lawan Corona, BUMI Bersama Grup Bakrie Sumbang Rp 20 M ke RI

India Lockdown Covid-19, Kejanggalan Situasi Rumah Shah Rukh Khan & Amitabh Bachchan Disorot

Sementara itu, calon jemaah haji gelombang baru di Indonesia telah diminta untuk menunda pembayaran haji sementara waktu, menyusul masih berlangsungnya pandemi Covid-19.

Informasi itu secara resmi telah disampaikan oleh Pemerintah Arab Saudi kepada Pemerintah Indonesia.

"Yang mereka sampaikan misalnya, menunda pembayaran komitmen baru terkait dengan pembayaran-pembayaran haji. Itu yang sudah disampaikan sejak satu minggu lalu," kata Direktur Timur Tengah Kemenlu Achmad Rizal Purnama saat memberikan keterangan di Jakarta, Rabu (1/4/2020).

Meski demikian, ia menegaskan, hingga kini belum ada kepastian dari Pemerintah Saudi, apakah pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini akan ditunda atau tidak.

Sebanyak 160 calon haji asal Kabupaten Tapin menjalani tes kebugaran jalan kaki bersama di RTH Rantau Baru, Senin (16/3/2020).
Sebanyak 160 calon haji asal Kabupaten Tapin saat menjalani tes kebugaran jalan kaki bersama di RTH Rantau Baru, Senin (16/3/2020). (istimewa/faizin noor)

Perwakilan RI di Saudi terus menjalin komunikasi dengan otoritas setempat untuk mendapatkan kepastian tersebut. "Jadi hingga saat ini, belum ada putusan yang secara resmi dari Pemerintah Saudi mengatakan bagaimana haji tahun ini, belum ada keputusan secara resmi," tegasnya.

Ia memahami, bahwa persoalan pelaksanaan ibadah haji menjadi salah satu isu penting yang mendapat perhatian, terutama oleh jemaah asal Indonesia. Namun, ia meminta masyarakat tetap menunggu keputusan resmi dari Pemerintah Saudi mengenai hal itu. "Jawaban Pemerintah Saudi adalah tetap mengikuti perkembangan Covid-19 dan pada waktunya akan memberikan keputusan," ujarnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arab Saudi Terapkan Lockdown di Riyadh, Mekkah, dan Madinah"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved