Kampung Warna Warni Disabilitas
Andalkan Pendapatan dari Pijat, Begini Kondisi Kampung Tuna Netra saat Sepi Pasien
Merebaknya wabah corona di Kalsel ikut berimbas pada perekonomian penghuni kampung tuna netra yang mengandalkan keahlian memijat
Penulis: Aprianto | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Pandemi covid-19 yang juga terjadi di wilayah Kalsel, berimbas dengan sepinya pasien yang datang ke kampung disabilitas Kota Banjarbaru.
Mugniansyah (47), warga di kampung disabilitas tuna netra ini mengatakan selama musim corona ini, pihaknya juga sepi mendapatkan pasien.
"Dalam seminggu terakhir ini saja, cerita teman-teman di sini, sepi pasien. Tidak hanya saya. Ada yang seminggu ini, tidak dapat pasien," katanya, Kamis, (2/4).
• Kampung Warna Warni Tuna Netra di Banjarbaru, Rumah Dibedakan dari Warna
• Di Kampung Warna Warni Tuna Netra Banjarbaru, Mayoritas Warga Miliki Keahlian Pijat
Dirinya juga menuturkan sepinya pasien juga berimbas pada pendapatan yang mereka peroleh tiap harinya.
"Sumber pendapatan kita, dari pijat ini. Kalau kita sepi pasien tentunya kita juga tidak ada pemasukkan," lanjutnya.
Apalagi, untuk keperluan makan dan minum, dirinya dan warga lainnya hanya mengandalkan dari keahliannya sebagai tukang pijat.
(banjarmasinpost.co.id/ian)