Wabah Corona di Kalsel

Anjuran Tagar DiRumahAja, Pendapatan Supeltas di Banjarmasin Menurun

Imbauan untuk di rumah aja menyikapi wabah virus corona ikut berimbas pada penghasilan sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas) yang kian minim

Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/leni wulandari
Supeltas Jalan Veteran 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Anjuran untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah di rumah yang dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu di tengah merebaknya pandemi Covid-19, rupanya tidak seluruhnya bisa dijalankan oleh setiap lapisan masyarakat.

Terlihat di jalan veteran itu, di tengah persimpangan pasar kuripan seorang lelaki berkali-kali meniupkan peluitnya.

Dia adalah sukarelawan pengatur lalulintas (Supeltas).

Dengan mengenakan topi hijau tua di kepala dan rompi hijau muda, serta celana panjang, kedua kaki lelaki itu begitu lihai menyangga tubuh menggerakkan kedua tangan sembari menatap ke seluruh penjuru jalan.

Dengan alas kaki setengah tertutup layaknya moncong sepatu dan setengahnya bagian tumitnya lagi terlihat, ia begitu mahir meniupkan peluit.

DAFTAR NIKAH ONLINE saat Corona Cukup di simkah.kemenag.go.id, Caranya Mudah dan Cepat

Beda Pendapat Mahfud MD dan Yasonna soal Wacana Bebaskan Napi Korupsidi Tengan Wabah Covid-19

Bayi Kembar Ini Diberi Nama Corona & Covid, Lahir Saat India Lockdown

Tidak bising, namun cukup terdengar menertibkan penggunaan jalan yang melintas.

Minggu (5/4/2020) pagi pasar Kuripan masih di kunjungi oleh masyarakat yang membawa tas belanjaan.

Ada lansia, anak-anak muda dan orang dewasa lalu lalang silih berganti melintasi pertigaan jalan itu.

Ada yang membawa tas belanjaan besar yang terbuat dari anyaman sejenis berbahan dasar tikar, ada pula yang membawa bingkisan kantung plastik besar.

Semua dalam pantauan pengawasan lelaki berompi hijau di tengah pertigaan jalan itu.

Sesekali kedua tangannya berhenti mengarahkan.

Tergantung di kedua sisi tubuhnya.

Matanya masih memandang tajam di usia yang tak lagi terlihat muda.

Jalanan Vetaran itu lengang beberapa detik.

Mendung yang menaunginya sesekali meneteskan air hujan, gerimis.

Hampir selama satu jam sudah lelaki itu berdiri di tengah pertigaan jalan.

Tak ada masker di wajahnya.

Hanya sebuah kacamata bening di balik topinya.

Pukul 10.29 Wita, seorang pengendara motor menepi tepat di sisi jalan sebalah utara lelaki pengatur lalu lintas di tengah pertigaan jalan itu.

Ia berhenti lalu membuka jok motor dan mengambil jas hujan berwarna cokelat.

Setelah mengenakan jas hujan dan menyalakan mesin kendaraan, ia segera melaju ke arah timur.

Lelaki pengatur lalu lintas itu masih kokoh berdiri di tengah pertigaan jalan, meniup peluitnya nyaring.

Muhammad Hasan (61) menuturkan jalanan yang biasa ia atur itu kini mengalami penurunan jumlah pengguna jalan.

Kurangnya pengguna jalan yang melintas di sepanjang jalan berimbas pada jumlah perolehan uang yang ia bawa pulang dari hasil pemberian sukarela pengguna jalan.

"Jauh bedanya. 50 persen dari hari-hari biasanya. Mau bagaimana lagi. Hitung-hitung untuk membantu masyarakat juga," ucapnya saat ditanya berapa perolehan sebelum dan sesudah adanya anjuran mengurangi aktivitas di luar rumah.

Bapak tiga anak itu juga menyampaikan ada dua badan pemerintahan yang pernah memberikan ia dan beberapa rekan pengatur lalulintas jalan lainnya pelatihan mengatur lalulintas jalan.

Ia menceritakan bagaimana dulu ia pernah mendapat pelatihan mengatur lalulintas dari Polresta dan Dinas Perhubungan pada tahun 2016 lalu.

"Pelatihan baris-berbaris, cara mengatur lalulintas, cara memperlambat dan cara memberhentikan pengemudi motor dari arah belakang serta dari arah depan," tuturnya.

Tidak ada Alat Perlindungan Diri (APD) khusus ditengah mewabahnya virus Corona.

Semua seperti biasa.

Sama halnya sebelum pandemi ini begitu memengaruhi pengguna jalan, mengurangi pendapatannya sebanyak 50 persen.

Begitu pula yang dialami Danil pengatur lalulintas lainnya di jalan Gatot Subroto, Banjarmasin Timur, kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Ia mengaku pendapatannya di jalanan itu tidak menentu.

Pengatur lalu lintas antar jalan Gatot Subroto X yang berseberangan dengan jalan Mandau V itu mengaku kurang dari Rp 100 ribu penghasilan yang ia peroleh setiap harinya.

Tak ada APD khusus yang terpasang di tubuhnya.

Beralaskan sendal jepit, dan topi hitam serta rompi yang sama dengan Muhammad Hasan di jalan Vetaran ia pun begitu mahir menggerakkan kedua tangan mengatur setiap pengguna jalan yang melintas di sepanjang jalan Gatot Subroto itu.

(banjarmasinpost.co.id/leni wulandari)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved