Berita Nasional
Waspada, Angka Kematian akibat DBD Melebihi Pandemi Virus Corona di Indonesia
Sementara jumlah kematian akibat penularan demam berdarah dengue (DBD) mencapai 254 angka kematian.
Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID - Hingga Minggu (5/4/2020) kemarin pasien meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19 hanya berjumlah 198 orang dari yang positif corona 2.273.
Sementara jumlah kematian akibat penularan demam berdarah dengue (DBD) mencapai 254 angka kematian. Begitu juga angka penderita atau penularan DBD mencapai 39.876 kasus.
Untuk itu masyarakat diimbau tetap waspada terhadap penularan DBD di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Selain memberantas sarang nyamuk, warga juga diharapkan lebih sadar pada gejala penyakit tersebut dan memeriksakan diri secara lebih dini.
• Tipu Driver Ojol Rp 700.000, Penumpang di Solo Ini Hanya Tinggalkan Sandal Jepit
• WhatsApp 08122123123, Saat Ini Klaim Token Listrik Gratis Sudah Bisa Dilakukan
• Ari Lasso KW Dipuji Anang Hermansyah, Maia Estianty: Lebih Ganteng dari Aslinya
• Niat Nisfu Syaban, Ini Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan, di Indonesia sejak 1 Januari sampai 4 April 2020 tercatat 39.876 kasus DBD. Angka terbanyak di Jawa Barat (5.894 kasus), Nusa Tenggara Timur (4.493 kasus), Lampung (3.682 kasus), Jawa Timur (3.045 kasus), dan Bali (2.173 kasus).
Pada periode yang sama, tercatat 254 kasus kematian. Kasus tertinggi di Nusa Tenggara Timur (48 kasus), Jawa Barat (30 kasus), Jawa Timur (24 kasus), Jawa Tengah (16 kasus), dan Lampung (16 kasus).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi di Jakarta, Minggu (5/4/2020) mengatakan, jumlah kasus DBD yang dilaporkan masih meningkat. Pada 21 Maret 2020, jumlah kasus sebanyak 33.007 kasus. Artinya, selama dua pekan ini sudah ada penambahan sekitar 6.500 kasus.
“Meski tidak ada daerah yang menyatakan KLB (kejadian luar biasa) DBD, kewaspadaan harus terus ditingkatkan, terutama untuk tetap menjalankan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk. Dengan kondisi bekerja dan belajar saat ini seharusnya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk lebih menggiatkan kegiatan bersih-bersih rumah dan lingkungan,” tuturnya.
Nadia juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadnya koinfeksi atau infeksi ganda dari DBD dan Covid-19 dari satu pasien. Hal ini membutuhkan perhatian khusus, baik bagi pasien maupun petugas kesehatan.
• UPDATE Corona di Kalteng : Penularan Lokal Covid-19 Ditemukan di Kota Palangkaraya
Meski belum ada laporan resmi yang diterima terkait kejadian koinfeksi tersebut, petugas kesehatan tetap harus waspada jika ada pasien yang datang dengan gejala awal demam berdarah. Kewaspadaan ini juga terkait pelindungan pasien DBD dengan memastikan tempat perawatan terpisah dari pasien yang masih terduga ataupun terkonfirmasi Covid-19.
“Gejala awal memang hampir sama yakni dengan demam. Namun pada pasien Covid-19 biasanya akan lebih mengalami gejala seperti sesak napas dan bantuk. Sementara pada pasien DBD, demam yang dialami biasanya disertai dengan bintik merah atau pendarahan lain seperti mimisan,” ucap Nadia.