Wabah Virus Corona
Keluhan Driver Ojol Makin Sepi Order Kalau Dilarang Terima Penumpang saat PSBB
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto pun menyetujui permohonan pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menerapkan status pembatasan sosial
Pasien positif DKI Jakarta 1.369 kasus, 106 meninggal dan 65 sembuh
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga Selasa, 7 April 2020 mencapai 2.738 pasien.
Dari jumlah seluruh Indonesia itu, untuk DKI Jakarta ada 1.369 kasus positif, 106 meninggal dan 65 dinyatakan sembuh.
Dari kasus itu ada penambahan jumlah kasus terpapar corona mencapai 100 orang, untuk itu Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto pun menyetujui permohonan pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menerapkan status pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
• Punya Istri Dua, Suami di Dubai Ini Kebingungan saat UEA Diberlakukan Jam Malam
• Siapa Saja yang Berhak Dapat THR dan Gaji Ke-13 saat Corona? Ini Penjelasan Sri Mulyani
• Selain http://portal.ltmpt.ac.id, 12 Laman Ini Bisa Akses Pengumuman SNMPTN 2020
Dengan demikian, PSBB di Ibu Kota bisa diterapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19.
Layanan ojek online turut terdampak dalam peraturan itu. Dalam penjelasan peraturan, disebutkan bahwa layanan ekspedisi barang, termasuk sarana angkutan roda dua berbasis aplikasi dibatasi hanya untuk mengakut barang dan tidak untuk penumpang.
Menanggapi hal itu, sejumlah pengemudi ojol mengaku keberatan. Pasalnya, selama pandemi Covid-19 mereka sudah kesulitan mendapatkan pesanan.
“Ini enggak ada Pembatasan Sosial Berskala Besar itu aja orderan udah berkurang, apalagi kalau itu diterapin,” ujar Reno, salah satu pengemudi ojol dikawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (7/4/2020).
Reno menjelaskan, pesanan yang diterima saaat ini memang lebih banyak dari layanan antar barang dan makanan. Namun jika ada larangan menerima penumpang, peluangnya mendapat penumpang jadi semakin kecil.
“Emang sih sekarang mayoritasnya food sama barang. Cuma kan kalau ada penumpang, jadi nambah peluang dapet orderan,” ungkapnya.
Pengemudi ojol lainnya, yakni Tama mengatakan bahwa larangan menerima penumpang kurang tepat, karena akan mempersulit mereka mendapatkan penghasilan.
Terlebih, untuk menerima orderan makanan diperlukan modal awal sebelum menerima bayaran dari pemesan.
“Ada penumpang aja udah dikit penghasilannya. Karena corona gini banyak yang kerja dari rumah juga kan. Lagian, kalau untuk (pesanan) food kan harus ada modalnya juga, enggak semua punya modal buat ngambil,” tutur Tama.
