Umpan Pancing Tradisional di HST
Tak Melulu di Sungai, Sela-sela Padi Juga Pavorit Memancing Warga HST
Memancing bagi warga HST tidak hanya di sungai. Namun, di sawah disela-sela padi juga jadi tempat pavorit
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Memancing bagi warga Hulu Sungai Tengah memang tak mengenal gender. Terlebih kebiasaan memancing di sana tak hanya sekadar melaksanakan hobi.
Hasil pancingan yang diperoleh warga kebanyakan dikonsumsi sendiri maupun diperjual belikan.
Musim memancing di daerah tersebut juga tak mengenal bulan kalender Masehi.
Warga memiliki patokan berupa musim bercocok tanam.
Musim bercocok tanam di daerah tersebut prosesnya antara lain Manaradak, Malacak, Batanjang, dan Mangatam.
• Mengenal Istilah Mangalut di HST, Proses Pembuatan Umpan dari Anai-anai
• Macam-macam Umpan Tradisional di HST, dari Anai-anai hingga Larva Lebah
• VIDEO Setiap Hari Memancing Gabus, Wendi dapat Ribuan Dolar
• Memancing ada Waktunya dan Tergantung Jenis Ikannya, Jenis Gabus, Papuyu Sepat Lebih Pas Siang Hari
"Ikan yang cocok untuk dipancing itu di kisaran musim Batanjang dan Mangatam," terang Papah (61) warga desa Buluan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kamis (26/3/2020).
Ikan yang umumnya dipancing adalah ikan Papuyu (ikan betok) dan anak Haruan (ikan gabus).
Lokasi memancing pun tidak melulu di sungai, karena warga HST bisa mendapatkannya di sela-sela padi yang ditanam di sawah.
Selain di sela-sela tanaman padi, ada pula warga yang biasa memancing di sumur buatan di sekitar sawah.
(banjarmasinpost.co.id/noor masrida)