Wabah Virus Corona

Tanda Asimtomatik Paling Berbahaya dari Penularan Wabah SARS-CoV-2 atau Virus Corona

Awal kemunculan wabah virus corona di Wuhan, China, gejala-gejala yang terjadi pada pasien yang terinfeksi sangat jelas sekali.

Editor: Didik Triomarsidi
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Seorang ibu dan dua anaknya di AS tewas akibat terinfeksi virus corona. 

Editor: Didik Triomarsidi

BANJARMASINPOST.CO.ID - Virus corona, SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 semakin menjadi-jadi di dunia, hingga saat ini sudah menginfeksi 1.6 Juta penduduk di planet Bumi ini.

Awal kemunculan wabah virus corona di Wuhan, China, gejala-gejala yang terjadi pada pasien yang terinfeksi sangat jelas sekali.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, gejala-gejala awal yang harus dicurigai adalah demam tinggi di atas suhu 38,5 derajat celcius, batuk dan sesak napas.

Namun, saat ini sudah banyak terjadi perubahan gejala pada orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2.

Lagu Corona Dinyanyikan Bimbo 30 Tahun Lalu Jadi Viral, Penggemar Malah Ragu

Layanan Ojek Hilang dari Aplikasi Gojek dan Grab, Asosiasi Ojol: Bagaimana Tenaga Medis?

BREAKING NEWS - Kabar Gembira, 7 Pasien Positif Covid-19 di Palangkaraya Sembuh

KLIK PRAKERJA.GO.ID untuk Pendaftaran Kartu Prakerja, Ingat Besok 11 April 2020!

Seseorang yang terinfeksi bisa mengalami gejala yang lebih berat atau malah tidak bergejala sama sekali yang disebut asimtomatik atau Orang Tanpa Gejala (OTG).

Lantas, bagaimana seseorang bisa terinfeksi virus SARS-CoV-2 dan tidak menunjukkan adanya gejala pada tubuh?

Menjawab hal itu, Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH, menjelaskan bahwa interaksi antara manusia sebagai host dengan virus sebagai agent memang kompleks.

"Berat (atau) ringan gejala bisa dipengaruhi faktor host (sistem imun manusia) dan faktor agent (virulensi) atau gabungan keduanya," kata Panji kepada kompas.com, Kamis (9/4/2020).

Fenomena infeksi asimtomatik, kata dia, bukan hanya terjadi pada Covid-19 saja, tetapi juga pada kebanyakan atau mungkin semua jenis penyakit infeksi.

Imunitas selalu disebutkan sebagai garda terdepan tubuh dalam melawan semua jenis kuman asing yang memasuki tubuh manusia. Jika imunitas seseorang lemah, maka reaksi atau respons berupa gejala yang dimunculkan oleh tubuh juga akan lebih berat. Begitu pun sebaliknya.

Tinggal di Lokasi Ibu Kota Negara, Gadis Belia Ini Dicabuli Kakak Tiri, Pacar Bahkan Tetangga

Namun, jika hanya dilihat dari faktor agent saja, belum diketahui secara pasti apakah perubahan gejala menjadi asimtomatik atau parah adalah pengaruh mutasi pada virus penyebab Covid-19.

"Setidaknya secara teori (bisa jadi ada mutasi). Tapi sampai sekarang belum ada bukti kuat kalau keparahan penyakit disebabkan oleh mutasi virus," ujar dia.

Panji menekankan bahwa sebenarnya yang menjadi masalah utama bukanlah asimtomatik atau tidak, tetapi apakah orang yang asimtomatik ini menjadi sumber penularan atau tidak.

Ada dugaan kuat bahwa orang tanpa gejala atau asimtomatik masih dapat menularkan virus SARS-CoV-2 yang ada pada tubuhnya ke orang lain di sekitarnya tanpa disadari.

BREAKING NEWS - Kabar Gembira, 7 Pasien Positif Covid-19 di Palangkaraya Sembuh

Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona.
Ilustrasi: perawatan pasien positif terinfeksi virus corona. (SHUTTERSTOCK)

"Ini sangat merepotkan, karena sumber penularan jadi sulit teridentifikasi dan diisolasi," tutur dia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved