Ramadhan 2020

Awal Ramadhan 1441 Ditentukan pada Kamis 23 April 2020, Ini Arahan MUI Soal Ibadah Bulan Puasa

1 Ramadhan 1441 H atau Ramadhan 2020 telah ditetapkan PP Muhammadiyah jatuh pada Jumat 24 April 2020. Namun, pemerintah belum

Editor: Murhan
Instagram _baitul_hikmah
Ilustrasi Ramadhan 1441 H 

Editor: Murhan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Dijadwalkan, sidang istbat untuk menentukan awal Ramadhan 1441 H dilakukan Kamis 23 April 2020.

Memang, 1 Ramadhan 1441 H atau Ramadhan 2020 telah ditetapkan PP Muhammadiyah jatuh pada Jumat 24 April 2020. Namun, pemerintah belum mengumumkan awal Ramadhan 2020 itu.

Awal Bulan Puasa Ramadhan 2020 dimulai atau 1 Ramadhan 1441 H ditentukan melalui Sidang Isbat.

Dalam kalender Muhammadiyah, 1 Ramadhan 1441 H/2020 M jatuh pada Jumat Kliwon, 24 April 2020.

Niat Puasa Ramadhan 1441 H dan Doa Buka Puasa Ramadhan 2020

Hal ini dengan pertimbangan ijtima’ pada Kamis Wage, 23 April 2020 pada pukul 09.29.01 WIB, Matahari terbenam terlihat di Yogyakarta +03 53′ 09″.

Demikian dikatakan Ustaz Musyaffa, anggota Majelis Tarjih Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dalam pengajian di Klinik Muhammadiyah, Minggu (9/11/2019) sebagaimana Tribunnews.com kutip dari situs pwmu.co.

Bila merujuk pada ucapan Ustaz Musyaffa, artinya Ramadhan 1441 H/2020 tinggal sekitar 1,5 bulan lagi.

Sementara, NU masih menunggu sidang istbat bersama pemerintah.

Terkait Ramadhan kali ini, Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia ( MUI) Asrorun Niam Sholeh mengatakan, ada beberapa hal terkait ibadah di bulan Ramadhan di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang harus diperhatikan.

Di antaranya, beribadah dari rumah dan mengganti kebiasaan bersedekah langsung menjadi tidak langsung.

"Kebiasaan sedekah buka puasa bersama dalam bentuk makanan, kita undang tetangga atau kita hadir dengan buka bersama, kita geser dan kita ganti dengan cara mengirimkannya ke rumah oleh petugas ke rumah-rumah masyarakat yang membutuhkan," kata Asrorun dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Jakarta, Senin (13/4/2020).

Baca juga: Jelang Ramadhan, MUI Imbau Masyarakat Tidak Mudik

"Kebiasaan zakat disalurkan dalam bentuk langsung kita geser menjadi zakat ke lembaga lembaga Amil yang terpercaya secara online," sambungnya.

Asrorun melanjutkan, jika biasanya umat muslim memberikan zakat atau sedekah untuk membangun sarana dan prasarana masjid, ada baiknya sumbangan tersebut terlebih dahulu dialokasikan untuk penanganan Covid-19.

Sebab, kata dia, saat ini banyak masyarakat yang memerlukan bantuan karena terdampak oleh wabah Covid-19.

"Kita fokuskan alokasi zakat infaq dan sodaqoh kita untuk pemenuhan APD (alat pelindung diri) membantu saudara-saudara kita," ungkapnya.

Selain sedekah dan zakat, umat muslim juga diimbau untuk melakukan pengajian secara online sebagai pengganti pengajian offline yang biasa dilakukan di masjid atau majelis taklim.

Serta melakukan tadarus shalat Tarawih dan shalat malam di rumah masing-masing.

Semua itu, lanjut Asrorun, perlu ditaati agar penyebaran Covid-19 terhenti, namun kegiatan beribadah di bulan Ramadhan tetap maksimal.

"Bulan suci Ramadhan kita gunakan untuk secara bersama-sama sebagai wujud peneguhan komitmen hablumminallah dengan meningkatkan aktivitas ibadah menjadikan rumah," ujar Asrorun.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Agama menerbitkan surat edaran mengenai panduan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah di tengah pandemi Covid-19.

Edaran yang ditujukan bagi Kepala Kanwil Kemenag Provinsi, Kepala Kankemenag Kabupaten/Kota, dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) seluruh Indonesia ini diterbitkan Menteri Agama Fachrul Razi pada Senin (6/4/2020).

"Surat edaran ini dimaksudkan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan syariat Islam sekaligus mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungi pegawai serta masyarakat muslim di Indonesia dari risiko Covid-19," kata Fachrul melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin.

Fachrul mengatakan, selain ibadah Ramdhan dan Idul Fitri, surat edaran juga mengatur tentang panduan pengumpulan dan penyaluran zakat.

Terdapat 15 poin yang diatur, mulai dari pelaksanaan sahur, tarawih, tadarus, buka puasa, hingga peringatan Nuzulul Qur'an. Seluruh kegiatan ini disarankan untuk diselenggarakan di rumah.

Ada pula panduan mengenai pelaksanaan shalat Idul Fitri, hingga silaturahmi keliling atau halal bi halal.

"Semua panduan di atas dapat diabaikan bila pada saatnya telah diterbitkannya pernyataan resmi pemerintah pusat untuk seluruh wilayah negeri, atau pemerintah daerah untuk daerahnya masing-masing, yang menyatakan keadaan telah aman dari Covid-19," kata Fachrul.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Arahan MUI Terkait Ibadah Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved