Wabah Corona di Kalsel
Paket Pembangunan di Tabalong ini Tertunda Setelah Wabah Covid-19 Merebak
Bukan hanya kegaitan yang bersumber DAK Pemerintah Pusat yang dilakukan penundaan, kegiatan yang bersumber dari dana APBD juga ada yang ditunda
Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG – Pemerintah Daerah Kabupaten Tabalong mengikuti intruksi Pemerintah Pusat menunda pengerjaan sebagian kegiatan fisik
Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Pusat masih ada Rp 64 miliar, Pemerintah Daerah Tabalong mengajukan permohonan agar dana itu bisa dialihkan untuk pencegahan dan penanganan Covid 19.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum M Noor Rifani mengatakan ada 19 paket kegiatan yang ditunda pengerjaannya karena adanya covid-19.
Empat dari Bina Marga, dua dari bidang cipta karya dan 3 dari SDA.
• Cara Mudah Login www.prakerja.go.id Tanpa Error, Daftar Kartu Prakerja Online Hari ini
• Kabar Terbaru Mellya Juniarti Pasca Cerai dari Ustadz Abdul Somad, Kini Jualan Ini
• Begini Kondisi Wuhan Saat Ini, Maia Estianty Batal Ke Luar Negeri Begitu Covid-19 Merebak
“Salah satu pembangunan infrastruktur yang ditunda pengerjaannya adalah peningkatan jalan di Tanjung Selatan Desa Pembataan Kecamatan Murung Pudak Menuju Limau Manis Desa Tanta Hulu Kecamatan Tanta,” ujarnya.
Pihak Dinas Pekerjaan Umum melakukan sosialisasi dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan dan berada pada lokasi tempat pembangunan yang ditunda dilaksanakan.
Bukan hanya kegaitan yang bersumber DAK Pemerintah Pusat yang dilakukan penundaan, kegiatan yang bersumber dari dana APBD juga ada yang ditunda yaitu pembangunan jembatan Gala-gala di Desa Binjai Kecamatan Muara Uya.
“Pembangunan jembatan ini awalnya menggunakan anggaran sekitar Rp 5 miliar, dan pembangunannya ditundasih berkaitan dengan adanya Covid 19,” ujarnya.
M Noor Rifani menngatakan saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Tabalong tenagh melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusati untuk bisa pengalihan dana tersebut guna Pencegahan dan penannganan Covid 19.
Terpisah Plt Camat Muara Uya Abdul Wahid mengatakan jembatan yang ada di Desa Binjai tersebut menghubungkan desa Salikung dan Kumap.
Saat ini kondisinya berupa jalan kayu yang memang sudah berusia cukup tua.
“Saat ini bisa diigunakan untuk dilalui mobil namun untuk berpapasan mobil dan sepeda motor belum bisa, rencananya pembangunan jembatan baru ini selain meningkatkan kualitas jembatan dari kayu menjadi besi juda ditambah lebar jembatannya,” ujarnya.
Pihak kecamatan dan desa menyadari jika terjadi penundaan kegiatan pembangunan karena ini juga terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia, terlebih saat ini jembatan juga masih bisa dilewati oleh masyarakat.
Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati
