Wabah Virus Corona

Legenda Renang Indonesia Lukman Niode Meninggal akibat Covid-19, Sang Kakak Bingung

Lukman Niode, mantan perenang nasional meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona atau covid-19

Editor: Didik Triomarsidi
KOMPAS/JULIAN SIHOMBING
Mantan perenang terbaik Indonesia, Lukman Niode meluapkan sukacitanya ketika merebut medali emas 100 m gaya punggung kelompok terbuka di kejuaraan renang antar perkumpulan, Selasa (29 Desember 1992) di Kolam Renang Senayan. 

Editor: Didik Triomarsidi

BANJARMASINPOST.CO.ID - Dunia olahraga Indonesia kembali berduka. Mantan perenang nasional Lukman Niode meninggal dunia di Rumah Sakit Pelni, Jakarta pada Jumat (17/4/2020) siang akibat terinfeksi Covid-19.

Kepergian Lukman Niode menjadikan kehilangan yang besar bagi dunia renang Indonesia mengingat sumbangsihnya kepada dunia olahraga, khususnya renang di Indonesia.

Tak hanya aktif sebagai atlet, Lukman Niode juga dikenal sebagai sosok yang terus "berkeringat" dalam memajukan dunia renang di Indonesia.

Kakak kandung Lukman, Idrus Niode mengatakan Lukman sempat menjalani rapid test dan hasilnya negatif dari virus corona.

2 Pelajar China di Australia Dipukuli dan Diteriaki: Keluar Kalian dari Negara Kami!

Jangan Takut Gagal, Buruan Daftar Kartu Prakerja Gelombang 2 di prakerja.go.id, Senin Mulai

LINK LIVE STEAMING Belajar dari Rumah Weekend 19 April di TVRI Online, Animasi Mesin Waktu

Sholat Jumat saat Pandemi Corona, Seorang Makmum Ambruk Meninggal Dunia Rakaat Kedua

Namun setelah dilakukan test swab, almarhum dinyatakan positif Covid-19.

"Yang saya bingung, dia kenanya di mana. Tesnya di RS Pelni dan hasil tesnya positif Covid-19," kata Idrus seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (17/4/2020).

Berikut perjalanan karier dan sederet prestasi Lukman Niode:

Kehidupan kecil Lukman Niode

Dikutip dari Harian Kompas, 27 September 1981, Lukman Niode dilahirkan di Rumah Sakit Cikini, Jakarta Pusat pada 21 Oktober 1963.


Atlet Renang Lukman Niode(Istimewa)

Lukman Niode memang sejak kecil telah mulai mengenal dunia renang.

"Saya belikan di celana renang supaya bisa ikut-ikutan berenang dengan kakak-kakaknya," kata ibu Lukman Niode, Ny. J Niode.

Lukman tak pernah dilatih secara khusus, ia hanya melihat dan mendengar sang ayah, M. Niode memberi petunjuk dan melatih langsung sudara Lukman, yakni Idrus, Nana dan Burhanuddin.

Setiap ikut ke kolam, Lukman kecil hanya main-main air di kolam anak-anak.

"Lukman kecil belum tahu cara ambil napas, jangan ditanya soal stroke. Sekali waktu saya ajarkan cara menarik dan mengeluarkan napas di rumah, pakai wastafel," kata M. Niode.

Lukman membenamkan kepalanya dalam wastafel berisi air penuh. Lalu berhitung satu sampai lima, kepala diangkat dan menarik napas langsung membenamkan muka di air lagi.

"Lama-lama Lukman tahu irama buang dan tarik napas yang dipelajari dari wastafel rumah," ksah M. Niode.

Hingga akhirnya, Lukman tambah getol untuk ikut berenang. Tiap gerakan ajaran sang ayah terhadap kakaknya, ia tiru gerakan itu sembari berdiri di tepi kolam.

Karier dan pretasinya


Lukman Niode Perenang Indonesia, pada SEA Games XIII di Bangkok, Muangthai, Selasa, 10 Desember 1985(KOMPAS/KARTONO RIYADI)

Beranjak dewasa, Lukman pun tidak pernah setengah hati dengan olahraga. Itu ditunjukkannya sejak usia 13 tahun saat pertama kali unjuk gigi di Pekan Olahraga Nasional (PON) tepatnya pada 1977.

Bocah kecil yang awalnya tampak meragukan itu menyabet 10 medali emas dari 10 nomor serta memecahkan 3 rekor nasional.

Kemudian, tujuh keping medali emas juga berhasil direngkuh Lukman pada PON 1980 silam.

Di ajang SEA Games 1983, Lukman juga berhasil memberikan sumbangsih dua medali emas sekaligus mematahkan rekor di Asia atas nama Kenji Ikeda (Jepang) di nomor spesialisnya, gaya punggung 100 meter.

Setahun berselang, Lukman tampil di Olimpiade Los Angeles 1984. Meski tidak lolos dari penyisihan, keberadaannya di Amerika saat itu menjadi tonggak sejarah bagi akuatik nasional.

Seperti diketahui, Lukman juga pernah menjadi pemegang dua rekor nasional nomor 200 meter gaya punggung dan 100 meter gaya bebas.

Setelah memutuskan untuk pensiun, Lukman tidak meninggalkan secara total dunia olahraga yang membesarkan namanya tersebut.

Ia bergabung menjadi anggota Indonesia Olympian Athlete (IOA) serta ikut menjadi Panitia Penyelenggara Asian Para Games (INAPGOC) 2018 sebagai Wakil Deputi II.

Selain itu, Lukman Niode juga menjadi pengurus di Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenang Lukman Niode, Legenda Renang Indonesia yang Meninggal karena Covid-19",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved