Wabah Virus Corona
Cerita Sedih Perawat Pasien Corona, Diusir dari Kontrakan hingga Gugur dalam Tugas
Tak sedikit perawat yang menangani pasien virus corona yang mendapat perlakuan tak baik bahkan sampai diusir dari kontrakan
Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Sudah banyak perawat dan dokter yang menjadi korban keganasan virus corona, bahkan sebagian dari mereka sampai meninggal dunia.
Seperti yang diceritakan Nurdiansyah, seorang perawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, mengaku sangat sedih dengan banyaknya tenaga medis yang terinfeksi virus corona.
Ia menyebut, tidak sedikit tenaga kesehatan yang kini dirawat karena tertular Covid-19 saat menangani pasien, bahkan akhirnya meninggal dunia.
"Memang di bulan-bulan ini kita penuh dengan duka. Angka teman-teman perawat yang positif (Covid-19) sudah makin banyak, terus angka yang meninggal juga banyak," kata Nurdiansyah di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (19/4/2020).
• UPDATE Corona Virus Jakarta 19 April: Tersebar di 247 Kelurahan dengan 2.902 Kasus Positif
• China Dituding Tutupi Kasus Virus Corona, Ada 1.290 Kematian Baru di Wuhan
• LINK UTBK dan SBMPTN 2020, Kemdikbud Ingatkan Jadwal Baru saat Corona Virus
• Terinspirasi Wabah Corona, Musisi Asal Amuntai Ciptakan Lagu ini, Begini Proses Rekaman
Nurdiansyah mengungkapkan, selama hampir dua bulan merawat pasien Covid-19, banyak duka yang ia dan rekan-rekan perawat rasakan.
Banyak pula perawat yang mendapat stigma dari masyarakat karena merawat pasien corona.
Bahkan, beberapa teman Nurdiansyah diusir dari rumah kontrakan karena dikhawatirkan membawa virus.
"Ada teman-teman saya yang anaknya diasingkan dengan anak tetangganya. Jadinya kalau anaknya main ke tetangga, diambil anaknya itu oleh orang tuanya," tutur Nurdiansyah.
Ia menyayangkan kondisi yang dialami oleh para perawat.
Sebab, perawat dan tenaga kesehatan lainnya menjadi garda terakhir yang berperan menyelamatkan pasien positif Covid-19.
Nurdiansyah pun berharap seluruh elemen masyarakat dapat bekerjasama melawan pandemi ini.
"Harapannya kita kepada pemerintah, kepada masyarakat, mari sama-sama kita lakukan pencegahan karena satu-satunya untuk melawan Covid-19 ini adalah pencegahan," kata Nurdiansyah.
Dalam kesempatan yang sama, Nurdiansyah menceritakan pengalamannya merawat pasien Covid-19 selama hampir dua bulan ini.
Ketika menangani pasien, Nurdiansyah selalu mengenakan alat pelindung diri lengkap, mulai dari sepatu bot, baju khusus perawat, dan masker N95.
Setiap hari, ia memantau perkembangan pasien melalui monitor yang ada di setiap kamar.