Wabah Virus Corona

Fakta Lemon dan Teh Ampuh Bunuh Virus Corona Jenis Baru Penyebab Covid-19, Ini kata Ahli UI

Ini Fakta Lemon dan Teh Ampuh Bunuh Virus Corona jenis baru penyebab Covid-19, Ini kata Ahli UI.

Editor: Rendy Nicko
SHUTTERSTOCK
Fakta Lemon dan Teh Ampuh Bunuh Virus Corona jenis baru penyebab Covid-19, Ini kata Ahli UI. FOTO : Teh Jahe 

"Pada kulit buah muda lebih banyak mengandung hesperidin, sedangkan jika sudah tua lebih banyak mengandung diosmin dan eriocitrin," ungkapnya.

Dikatakan Prof. Abdul, kandungan flavonoid pada kulit buah 4 sampai 6 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan daging buah.

"Dengan demikian jika ingin memperoleh jus lemon dengan kandungan flavonoid yang tinggi lebih baik diperas sekaligus dengan kulit buahnya. Namun mungkin memberikan efek rasa sepat yang berasal dari flavonoid naringin," katanya.

Zakaryan, dkk, merangkum aktivitas antivirus dari berbagai jenis flavonoid pada tahun 2017.

Dari studi yang dilakukan itu, beberapa flavonoid tersebut memperlihatkan aktivitas antivirus yang kuat baik secara in vitro maupun in vivo dan prospektif dikembangkan sebagai obat.

Flavonoid tersebut memperlihatkan efek yang sangat kuat terhadap influenza H1N1 yang resisten terhadap Tamiflu.

Pada pengujian lebih lanjut secara in vitro dan in vivo salah satu flavonoid kuersetin memperlihatkan efek antivirus influnenza lain seperti H5N2, H7N3 dan H9N2.

Hesperidin salah satu flavonoid dari lemon sudah banyak dilaporkan memiliki aktivitas antivirus penyebab penyakit pada manusia.

Efek antivirus influenza juga diperlihatkan oleh senyawa flavonoid golongan katekin dan turunannya. Senyawa ini banyak terkandung pada daun teh.

"Jadi sangat wajar kontroversi teh dan lemon sebagai pembunuh virus yang ramai diperbincangkan," ungkap Prof. Abdul.

Banyak pasien Covid-19 mengaku memiliki lesi keunguan di sekitar jari kaki sebelum gejala virus corona pada umumnya muncul.
Banyak pasien Covid-19 mengaku memiliki lesi keunguan di sekitar jari kaki sebelum gejala virus corona pada umumnya muncul. (General Council of Official Colleges of Podiatrists in Spain/IFL Science)

Kendala pengembangan flavonoid menjadi obat

Pengembangan flavonoid menjadi obat banyak menghadapi kendala.

Flavonoid diketahui sedikit terserap ke dalam darah, selain itu juga mudah mengalami kerusakan dalam saluran cerna karena terdekomposisi oleh enzim dan mikroba. Kuersetin hanya 16 persen yang masuk kedalam darah.

Hesperidin juga mengalami kendala yang sama karena masalah kelarutan dalam air.

"Oleh karena itu beberapa peneliti membuat turunan hesperidin yang mudah larut dalam air dengan menambahkan gugus glukosa," katanya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved