Ramadhan 2020

Selain Pandemi Virus Corona, Pertengahan Ramadhan 1441 H Bakal Hadir Asteroid di Angkasa

Pertengahan Ramadhan 1441 H Bakal Hadir Asteroid di Angkasa, selain suasana Selain Pandemi Virus Corona atau covid-19

Editor: Royan Naimi
kompas.com
ilustrasi Asteroid 2006 QQ23. 

Berarti, jika ada air dan senyawa organik di fase awal terbentuknya Bumi, mereka seharusnya sudah hilang karena mendidih dengan cepat. Jadi, mengapa ada banyak air di planet kita hari ini–dari mana asalnya?

Asteroid 2015 TB145
Asteroid 2015 TB145 (hai online)

Sebuah studi baru yang mengejutkan, yang diterbitkan di Science Advances, menunjukkan bahwa sebuah jenis asteroid yang kami pikir tidak mengandung banyak air ternyata bisa menjadi penyebabnya.

Hal ini menunjukkan bahwa tata surya kita mungkin jauh lebih basah daripada apa yang kita perkirakan sebelumnya.

Para ilmuwan telah lama memperdebatkan dari mana air Bumi berasal. Satu teori menunjukkan bahwa ia mungkin telah dibawa oleh asteroid dan komet yang bertabrakan dengan Bumi.

Pendapat lainnya yaitu bahwa air selalu ada di bebatuan mantel bumi dan secara bertahap dilepaskan ke permukaan melalui gunung berapi.

Berkat misi Hayabusa dari Jepang, kami sekarang memiliki bukti baru. Pesawat ruang angkasa itu membawa kembali muatan butiran-butiran berharga yang diambil dari permukaan asteroid 25143 Itokawa pada 2010 lalu.

Para peneliti di balik studi baru ini mampu menganalisis kandungan air dari asteroid tersebut. Mereka menggunakan sebuah alat canggih yang disebut ion microprobe yang digunakan untuk meneliti komposisi permukaan sebuah benda dengan menembakkan atom bermuatan pada benda tersebut.

Percobaan itu tentu tidak mudah–butirannya kecil, kurang dari 40 mikron (sepersejuta meter), dan setiap butir terdiri dari beberapa mineral berbeda. Ion microprobe harus digunakan pada satu mineral spesifik sehingga peneliti dapat mengumpulkan data yang diperlukan. Jenis mineral yang mereka analisis adalah besi dan silikat yang mengandung magnesium dan dikenal sebagai piroksen, yang hampir seluruhnya bebas kalsium.

Zat jenis ini biasanya tidak dikaitkan dengan air–bahkan ia dianggap sebagai mineral tanpa kandungan air atau dikenal dengan sebutan Nominally Anhydrous Mineral (NAM). Kisi kristal piroksen tidak memiliki ruang-ruang kosong untuk molekul air seperti yang ditemukan pada mineral tanah liat. Hal ini menyebabkan strukturnya tidak selalu kondusif untuk mengambil air. Namun, para peneliti memakai sebuah teknik dengan tingkat sensitivitas yang sedemikian rupa sehingga mereka dapat mendeteksi dan mengukur keberadaan air meski jumlahnya sedikit.

Hasilnya mengejutkan: butiran-butiran itu mengandung hingga 1.000 bagian per juta air. Dengan mengetahui komposisi Itokawa, para peneliti kemudian dapat memperkirakan kadar air dari seluruh asteroid, yaitu antara 160 dan 510 bagian per juta air. Ini lebih banyak dari yang diperkirakan–pengukuran jarak jauh dari dua benda serupa yang juga merupakan asteroid tipe S menemukan bahwa masing-masing mengandung 30 dan 300 bagian lainnya per juta air.

Ilustrasi asteroid
Ilustrasi asteroid (3000ad)

Jadwal Imsak & Buka Puasa Ramadhan 1441/2020 Sebulan Penuh, Juga Ada Link Imsakiyah Kemenag

Sumber yang tidak terduga

Air terbuat dari hidrogen dan oksigen. Tetapi unsur-unsur tersebut muncul sebagai isotop yang berbeda–artinya mereka dapat memiliki jumlah neutron yang berbeda dalam inti atomnya (neutron adalah partikel yang membentuk inti atom bersama dengan proton). Para peneliti melihat komposisi isotop hidrogen air dan menemukan itu sangat dekat dengan Bumi. Hal ini menunjukkan air di Bumi memiliki sumber yang sama dengan sampel yang didapat oleh misi Hayabusa.

Hasilnya menimbulkan beberapa pertanyaan menarik, yang pertama adalah berapa banyak air yang berasal dari NAM? Para peneliti menyarankan bahwa, selama proses pembentukannya, NAM menyerap hidrogen dari piringan protoplanet yang kemudian bercampur dengan oksigen pada suhu dan menerima tekanan tinggi dari awan nebula sehingga menghasilkan air.

Sejauh ini, masih sangat masuk akal. Tetapi bagaimana mungkin air tetap berada di NAM?

Mereka semua pada dasarnya berasal dari asteroid tipe S, yang terbentuk di bagian tata surya yang lebih dalam dan lebih panas. Itokawa telah memiliki sejarah metamorfisme dan tabrakan termal yang kompleks, mencapai suhu setidaknya setinggi 900°C. Tetapi para peneliti menggunakan model di komputer untuk memprediksi berapa banyak air yang akan hilang dalam proses ini dan ternyata kurang dari 10% dari total.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved