Wabah Virus Corona
Aksi Borong China saat Pandemi Virus Corona, AS Malah Tolak Minyak Arab Saudi
Aksi Borong China saat harga minyak dunia turun karena pandemi Virus Corona atau Covid-19. Amerika Serikat justru menolak kiriman Arab Saudi.
Editor : Rendy Nicko
BANJARMASINPOST.CO.ID - Saat harga minyak dunia anjlok di tengah pandemi Virus Corona atau Covid-19, aksi borong dilakukan China. Namun Amerika Serikat justru disebut menolak kapal tanker dari Arab Saudi.
Aksi borong China saat harga minyak dunia sedang turun karena Pandemi Virus Corona atau Covid-19 diyakini untuk memperkuat cadangan bahan bakar nasionalnya. Namun sikap berbeda ditunjukkan Amerika Serikat.
Arab Saudi yang kabarnya sedang dalam perjalanan mengirim minyak justru ditolak Amerika Serikat. Diketahui harga minyak dunia sedang turun karena pandemi Virus Corona atau Covid-19.
• Akhirnya Pelanggan 1.300 VA Dapat Diskon Listrik dari PLN & YCAB, Ini Faktanya
• Cara Aktivasi Paket Internet Telkomsel 36 GB untuk Game Online Mobile Legends Hingga PUBG
Hal ini terlihat pada bulan Maret dimana nilai import minyaknya meningkat sebanyak 4,5%.
Angka pembelian pada kuartal pertama 2020 mencatat peningkatan serupa, berkisar di 5%.
Anjloknya harga minyak dunia merepotkan perusahaan minyak negara dan diprediksi akan menunda rencana pengembangan industri migas seperti yang sudah disiapkan pemerintah.
Namun sebaliknya buat sektor manufaktur dan transportasi, perkembangan ini serupa hujan duit.
Pemerintah Cina pun memanfaatkan harga yang murah untuk menambah cadangan minyak strategis.
Langkah ini diambil demi mempersiapkan diri jika pasokan energi kembali terganggu di kemudian hari.
"Di tengah semua ini, impor minyak Cina malah bertambah karena harga yang murah memungkinkan penumpukan cadangan” kata Peter Lee, analis senior industri minyak dan gas di lembaga konsultan Fitch Solutions.
"Kesempatan sekali dalam satu abad"

Importir Cina dikabarkan mengirimkan 84 kapal tanker ke Arab Saudi pertengahan Maret lalu.
Saat itu harga minyak mulai menukik ke kisaran 30 Dollar AS per barrel. Kapal tanker sebanyak itu mampu mengangkut dua juta barrel sekaligus, menurut laporan media yang mengutip asosiasi industri pembuatan kapal di Cina.
Harga yang rendah "menciptakan efek positif pada Cina,” tulis Komisi Politik dan Hukum di Partai Komunis Cina melalui akun media sosialnya.
Namun pergerakan negatif harga minyak menyisakan kerugian di tempat lain.